Jangan Hanya Bawa 'RECEH' dan Jangan Hanya minta 'RECEH'

Oleh : HarFadhillah



Gaji/pendapatan masing-masing kita beda-beda, setuju?. Ada yang gajinya standar, ya sekitar 3jt sampai 5jt lah, sekedar untuk bawa kebutuhan pokok dan beberapa kali bawa 'jajanan' ke rumah. Ada juga yang pendapatannya di atas standar, bisa sampai 2, 3, atau 4 digit di depan, kita sebut pendapatan orang-orang tersebut pendapatan yang pas-pasan, pas mau beli mobil duit ada, pas mau ke luar negeri ada, pas mau ngasih makan orang miskin satu RT ada. Tapi ada juga tetangga kita, teman kita, atau keluarga kita yang pendapatannya sekedar cukup, sekedar untuk melanjutkan hidup, untuk makan besok aja masih ga tau makan apa engga, apalagi hutangnya banyak, kita ga bisa menutup mata yang mereka bawa kerumah jelas recehan.

Semua itu berdampak pada apa yang diminta anak/istri/anggota keluarga lain pada masing-masing mereka. Ada yang minta dibawain nasi bungkus saat baru dapet duit, ada yang minta beliin hape baru saat.gajian, ada yang minta beliin perhiasan baru saat tau suaminya gajian, atau gonta-ganti mobil tiap tahun, eh kelewat ada yang bayar hutang pas baru aja duit di tangan.

Bu.. Pa.. Dek.. Broo.. Siiss..

Saya cuma mau bilang, semua itu yang kamu bawa kerumah dan minta cuma RECEH. Bawa hape baru ke rumah itu receh, bawa motor baru kerumah itu receh, kamu minta mobil baru itu receh, kamu minta rumah baru itu receh, apa lagi cuma minta nasi bungkus pake jengkol dan tempe orek itu jelas-jelas-jelas RECEH.

Kamu bawa uang triliunan ke rumah itu receh, kamu bawa mama baru buat anak mu, itu.... RECEH juga.

Saya mau teriak nih..
"JANGAN BAWA DAN MINTA RECEHAN"
"BAWA DAN MINTA SURGA DI RUMAH MU"

Penduduk dunia begitu sibuk memeras peluh dan keringat… membanting tulang mereka…siang dan malam banget…demi untuk bisa merasakan kenikmatan dunia. Betapa banyak diantara penduduk dunia setelah bersusah payah sibuk bekerja ternyata tidak mampu meraih kenikmatan yang mereka angan-angankan. Wal hasil, di rumah udah capek, ga sesuai keinginan eh berantem lagi suami istri, anak sama orang tua, adik sama kakak.

Kalaulah mereka berhasil meraih apa yang mereka inginkan ternyata kenikmatan tersebut tidak abadi dan akan sirna dan kenikmatan tersebut ternyatapun pasti terkontaminasi dan disambut dengan kesedihan, kegelisahan dan gundah gulana, bahkan ketakutan dan kekhawatiran.

Itulah kalu yang kita bawa dan yang kita minta cuma recehan.

Tapi kalau kita bawa surga ke rumah, atau kita minta surga dibawakan kerumah oleh suami, istri, anak kita hasilnya adalah suasana surga itu hadir di rumah kita, sebagaimana firman Allah SWT,

“dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain (dan) saling bertanya. Berkatalah mereka. Sesungguhnya kami dahulu saat didalam keluarga kami takut (pada siksa). Sebab itu Allah menganugerahi kepada kami dan menjaga kami daripada siksa neraka. Sesungguhnya kami dahulumenyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang mencurahkan kebaikan lagi Maha penyayang”(Q.S At Thuur,: 25-28)

Jika suamimu sholat subuhnya masih di rumah, kesiangan, atau bahkan ga sholat, berarti ia belum membawakan surga kerumahmu.

Jika istrimu kata-katanya masih membuat sempit dadamu karena ketidak syukurannya, berarti ia belum membawakan surga kerumahmu.

Jika suami atau istrimu membiarkan anakmu tak shalat, lupa untuk baca Qur'an, lupa untuk mengedepankan akhlak dan adab, atau malah membiarkan mereka asik dengan dunia dan maksiatnya. Maka, kalian belum berusaha untuk membawa surga itu ke rumah kalian.

Coba tanyakan pada dirumu, istrimu, anakmu..

"Mau kah kita ketemu dan berkeluarga lagi di surga ?"

Allah SWT berfirman,
"Orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), yaitu Surga 'Adn yang mereka masuk kedalamnya bersama-sama orang yang saleh dari bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan anak-cucu mereka, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), 'salaamun alaikum bimaa shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). 'Maka, alangkah baiknya tempat kesudahan itu" (QS Ar-Ra'd [13]: 22-24).

Sayyid Quthb dalam "Tafsir Fi Zhilalil-Qur'an" menjelaskan peristiwa di atas  laksana  sebuah festival atau reuni dimana mereka saling bertemu, mengucapkan salam, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyenangkan dan menggembirakan serta penuh dengan penghormatan.

Bu.. Pa.. Dek.. Broo.. Siiiisssst
Yuk bawa rasa syukur ke rumah kita, bawa ucapan meneduhkan penuh nasihat dan adab ke tiap anggota keluarga kita, bawa sabar kita, penuhi rumahmu dengan doa, saling memahami juga meringankan bebanlah, dan bawa kasih sayang penuh cinta kasih ke rumah kita.

Minta sama suamimu, istrimu, dan anakmu untuk bawa surga itu ke rumahmu.. Bangunkan istri, suami, dan anakmu untuk shalat malam, ajak mereka ke majelis-majelis ilmu, salinglah menegur jika berbuat salah, dan berlapang dadalah jika nasehat itu kadang terdengar tak sesuai keinginan.

Ingatlah suamimu, istrimu, dan anakmu adalah manusia dengan segala potensi kebaikannya, juga segala potensi kesalahannya. Jangan kau diamkan kesalahnya dan apresiasilah kebaikannya.. Penuhilah dirimu dengan rasa syukur, agar kebaikan itu semakin bertambah. Karena jika kita mengkufuri nikmat kebaikan mereka, sungguh adzab Allah sangat pedih.


Komentar