Jajaran Puisi XI MIA 3

[Rafi Nurhani]

Hero

Indonesia adalah hasil tumpah darah pahlawan
Mendorong mundur penjajah dengan nyawa di tangan
 Terus berjuang tanpa Ada kata menyerah
Mengorbankan jiwa untuk masa depan negara

Pengorbanan mereka sangatlah berharga
Membangkitkan semangat yang dulu hilang
Ayo ingatlah pahlawan
Karna tanpa mereka kita pasti kalah

            [Dika Darmadji]

Peraturan

Peraturan...
Sebuah tulisan yang dirancang sedemikian rupa
Untuk mendisiplinkan siswa
Begitu kata mereka..
Tapi apakah rok dan celana
Rambut panjang dan sepatu berwarna
Menandakan ketidakdisplinan kita?
Saya heran dan bertanya
Apa hubungannya?
Kenapa ada peraturan seperti itu?
Apa anda sedang melucu?
Atau sedang menyusahkan generasiku?
Ah sudahlah...
Kartu poin pelanggaran jg masih ada
Daripada kenapa kenapa
Lebih baik disudahi saja

            [Alikha Fairuz]

Waktu
           
Diantara kerumunan orang
Suara-suara yang mengusik
Tak seorang tahu
Sebuah jiwa yang belenggu

Seperti halnya waktu
Apa itu?
Terlihatkah? Berhargakah?
Tak seorangpun tahu
Waktulah penyebab semua ini

Kebahagiaan, kesedihan
Pertengkaran, perdamaian
Kelahiran, kematian
Hanya jiwa tertentu yang mengerti
Bahwa waktu berarti

            [Maxsimus Ernest]
Aku dulu pernah bermimpi
Terlalu sering berimajinasi
Hingga hayalku terbang begitu tinggi
Namun kenyataan selalu mengingkari
Dan tak pernah tepati janji
 ia tak pernah janjikan sebuah pertemuan
Hanya saja aku yang selalu berselimut pengharapan
Berhayal ia akan datang dan menghadiri pertemuan
Padahal, ia tak lebih hanya sekedar sudut pandang kedua sebuah picisan
Tokoh utama sebuah cerita hayalan
Dan aku hanya penulis abal-abalan

            [Aviva Cantika]

Semangat

Genggam tangan kanan
Kuat nan perkasa bagai bangunan kokoh
Aura membara berkobar tanpa henti
Untuk menyambut datangnya hari

Kecil, gelap, jauh dari keramaian
Hiruk pikuk pandang mereka
Mengapa
Mengapa mereka terlihat bingung

Dengan ini aku persembahkan
Auman singa melayang di udara
Agar bukti menumpas itu semua
Dan semangat selalu membekas dipikiran mereka

            [Hernita Wisnu]

Pergilah Malas

Janganlah datang lagi
Hilanglah dari hidup ini
Pergilah malas
Jangan pernah lagi hinggap
Jangan pernah lagi mampir

Melupakan tugas
Melupakan kewajiban
Melupakan semuanya
Itulah akibat dari perbuatanmu

Malas...
Mengapa engkau senang mengganggu kami?
Kami para pelajar
Merasa tersiksa karena kehadiranmu

Bisikkan halus darimu
Sungguh mengganggu konsentrasi kami
Mengganggu hidup kami
Mengganggu sekolah kami

Pergilah malas
Jangan pernah kembali lagi
Jangan lagi membisikkan hal-hal jahat
Jangan kembali lagi
Selamanya

            [Clarissa nethania]

Di dunia yang sementara ini

Kata orang
Hidup ini singkat
Kembangkan bakatmu
Raih cita-citamu

Kata orang
Hidup ini cuma sekali
Hidupi dengan puas
Jangan sampai menyesal

Dan
Saat semua itu berakhir
Lalu apa..
Semua akan berakhir dalam kesia-siaan

Kita lahir tangan kosong
Dan mati juga kosong
Semua yang telah kita raih
Akan lenyap

Tapi
Ada satu hal yang akan tetap tinggal
Satu hal yang membuat hidup semua orang lebih baik
Satu hal yang tak berkesudahan

Yaitu
Cinta...
Cinta akan tetap ada
Cinta akan tetap tinggal
Cinta akan tetap hidup

Saat dunia semakin rusak
Malam semakin panjang
Tapi cinta
Akan tetap jadi alasan untuk terus hidup

            [Mario Sirait]

Matahari telah terbit dari timur
Begitu megah terlihat sepanjang umur
Kebesaran dan hangatnya yang menjemur
Masihkah kita tidak bersyukur?

Bunga-bunga bermekaran
Membuka mahkota nan rupawan
Hidup mengabdi sebagai dermawan
Tidakkah pikiranmu heran?

Senja hari telah menunggu
Angin laut telah merantau
Burung telah berhenti melagu
Tapi, masihkah hatimu risau?

Luangkanlah waktu kerjamu
Hanya sementara waktu hidupmu
Tenangkanlah hati dan pikiranmu
Sembahlah Tuhan Sang Penciptamu.

            [Syifa Rizka]

Terima kasih tak terkira untukmu
Terima kasih sebesar-besarnya untukmu guruku

Kau telah memberikan jalan menuju kehidupan buatku
Kau memberikan pertolongan sebelum aku memintanya
Kau seperti pelita dalam ruangan gelap gulita
Kau seperti setetes embun di padang pasir
Terima kasih guruku
Kau tak akan kulupakan
Jasamu akan abadi sepanjang hayat hidupku

            [Natasya Dwi Kristina]

Siapakah itu rindu?
Mengapa ia selalu hadir menembus dinginnya malam,
Menghadirkan rasa yang pernah ada.

Ketika rindu datang,
Hati selalu menyambutnya,
Membiarkan ia masuk,
kemudian hanyalah luka yang tercipta

Rindu datang bersama serpihan kenangan,
Mereka dua hal yang jahat,
Aku selalu kalah dengan rindu,
Aku selalu membiarkan rindu masuk kedalam hati,


Ternyata,
Aku tahu,
Rindu,
Adalah..
Kamu

            [Naja Nadhifa]

Mimpi

Berdiri di sini
Mempertanyakan diri
Menarik hati
Untuk berpikir lagi

Dulu mimpi
Tentang menjadi putri
Hidup di kastil
Dengan mahkota yang cantik

Tetapi sekarang
Mau jadi apa
Semua bertanya
Mulut bungkam seribu kata

Beratus-ratus harapan
Beribu-ribu pikiran
Berjuta-juta kenangan
Telah kita lewatkan

Usaha demi usaha
Banyak rintangan dilewati
Tetapi yang di depan mata
Satupun tak ada yang pasti

Mempertanyakan arti
Dari semua kini
Melakukan itu ini
Tanpa niat dan hati

Tapi apa daya
Kalau ternyata kini
Kita semua memang
Generasi tanpa mimpi?

            [Pokki Mario Jeremy]
Di hari itu, aku melihat
Dirimu berjalan menjauh dari ku
Dihari itu, aku terbangun dari mimpi indah
Kembali ke kenyataan yang pahit


Yang tlah pergi dan takkan kembali
Kan kubiarkan satu sisi kalbuku menghuni tentang mu
Hari ini, esok, sampai selamanya
seperti janji yang kita dulu buat bersama

            [Rusyana Bathari]

Terima Kasih Guruku

Kau tiada lelah mengenalkanku kepada dunia
Berkat kegigihanmu, aku bisa membaca dan menulis

Berkat perjuanganmu
aku bisa mengenal luas cakrawala ini
Terima kasih guruku
Kaulah pahlawan tanda jasaku

                [Farah Iarafebrianti]

malam
dimana gelap mengalahkan lampu terang
angin menjadi lebih dingin
udara pun kian memberat

malam
kau datang dengan kesunyian
kau belenggu semua suara yang ada
yang kau tinggalkan hanyalah suara jangkrik yang tak kunjung henti

oh malam
ini kah akhir dari segala penantian?
ini kah akhir dari segala keraguan?
yang kuharapkan hanyalah sebuah kata yang tak kunjung terucapkan


            [Yemima Elsaria Silangit]

Tangisan Rembulan

Tatkala fajar perlahan menebar eloknya
Raja siang bertengger manis dalam singasana
Kutatap lekuk nan elok itu
Kendati dusta tersirat dibaliknya
Seolah sebuah cerita hendak terucap
Namun apa daya tak berbibir
Demikian pula si hijau yang basah
Kebisuannya menyiratkan suatu makna tak terduga

Senja itu, sang belahan hati menangis pedih
Ditemani angin yang berhembus kencang
Pelita malam merintih dalam diam
Cinta hendak merenggut nyawanya
Angannya berkata, tak dapatkah kita bersama barang sejenak,wahai dewi pagi?
Oh ya, alam tak merestuinya

Langit menyimpan seribu satu misteri
Tak satupun yang mampu terungkap oleh kata
Kala ini, dibawah si biru cerah
Aku tersenyum melihat si hijau yang basah
Ya, kini satu misteri telah terungkap
Kulihat butiran-butiran air mata pelita malam
Oh, embun pagi
Begitulah aku memanggilnya

            [Shafira Sabri]

Muadzin

Ia sudah mengemundangkannya
Saatnya setiap orang datang
Sudah saatnya mereka datang meminta
Meminta impian mereka dikabulkan

Ia sudah mengemundangkannya
Orang orang datang kesini berbondong bondong
Bersama sama mencari berkah
Demi kebaikan hidupnya

Tapi itu hanya angan
Lima kali ia mengemundangkannya tiap hari
Namun mereka mengacuhkannya
Kasian muadzin itu tak dipedulikan oleh mereka

           

            [Kristiawan Hendro]

Bingung

Ku terdiam membisu
Memandang lembaran kosong
Suara setan memekakan telinga

Waktu berkhianat padaku
Tanganku diam membeku
Kalut pikiranku
Merinding tubuhku

Apa pun terjadilah
Hidupku hancur telah
Ya sudahlah
Takdirku memanglah

            [Kevin Ezra]

Senja Yang Indah

Keemasan cahaya di cakrawala
Di ufuk barat saat hari mulai senja..
Terbelalak mata saat memandangnya
Keindahan dari sang maha pencipta..

Sang surya bersiap untuk tenggelam
Menjemput mesra ketenangan malam..
Meneguk cahaya dalam-dalam
Menyempurnakan keindahan malam..

Lembayung indah tampak kekuningan
Gradasi warna bagaikan lukisan..
Di sudut langit yang tipis berawan
Hiasan terbesar sepanjang zaman..

            [M. Arzan Marzuqi]

Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan akan hari baru
Seorang anak duduk termenung
Hatinya terombang-ambing

Sejenak ingin kupejamkan mataku
Sejenak kurentangkan kakiku
Kududuk sambil merasakan keheningan
Sembari menikmati keindahan daratan

Gemuruh angin bertiup ke selatan
Memainkan lantunan musik nan merdu
Dalam buaian kalbu keceriaan
Mengingatkan kerinduan akan Ibu

Wahai pencipta alam
Kekagumanku tak terpendam
Dari ku kecil hingga besar
Pesonanya takkan padam

Gemericik air di pegunungan
Bunga menari tertiup angin
Begitu berbunga-bunga hatiku
Teringat saat saat kecilku
Jauh di ufuk cakrawala
matahari mulai tenggelam
Sunyi mulai terasa di kota
Keheningan terasa di alam

            [Salsabilla Kaulika Rinalda Putri Giri]

IBU

Ibu..
Kasihmu tak terhingga
Bagai mentari yang selalu memancarkan sinarnya
Bagai bumi yang tak berhenti berputar
Bagai air yang terus mengalir

Air mata ditumpahkan
Keringat bercucuran
Isi hati dicurahkan
Tetapi engkau tetap bersabar membimbingkui dengan bangga

Disaat aku hancur
Engkau menukar air mataku dengan canda tawa
Ibu..
Insan yang tak tergantikan

            [Fauzi Irfandi]

Pulang

Senja menyapa dengan sejuta warna
Memberi rasa bahagia di dalam jiwa
Rasa lelah yang liuar biasa
Terasa hilang begitu saja

Hembusan angin membawa nada
Ribuan klakson saling menyapa
Kulihat mobil begitu ramainya
Bagaikan semut sedang bekerja

Namun ini saat yang kutunggu bukan?
Saatnya untuk mencari sebuah ketenangan
Ketenangan jiwa, raga, dan pikiran
Ini saatnya untukku
Melangkah pergi meninggalkan peningnya sekolahan

            [Amanda Nabillah]

[Kotaku]

Goresan Jingga menghiasi sore ini
Awan kelabu memaksa ingin menemani
Asap penyesak dada bertebaran dimana-mana
Hiruk pikuk kotaku, masih ada

Tatkala mentari lelah menampakkan sinarnya
Purnama datang, silih mengganti sang pujangga
Penyesak dada itu dimana-mana
Hiruk pikuk kotaku, masih ada

Asap di sana, asap di sini
Langkah kaki,  tiada henti
Biar malam, biar gelap
Kotaku ini, tak pernah terlelap.

            [Rida Budi Prahesti]

Sayang, Indonesia Bukan Paris!

Ketika kota tempat menara Eifell berpijak
Dihancurkan oleh tangan-tangan tak bertanggungjawab
Diporak-porandakan oleh manusia yang tidak memanusiakan
Kota itu di-bom hingga hancur lebur bak pasir ditelan ombak

Mereka merintih, mereka tersedu hingga air mata menetes bagai air selepas hujan
Seluruh dunia gempar hingga muncul-lah tagar #SaveParis
Relawan peduli hingga banyak dari mereka rela berkorban
Berkorban harta hingga tenaga

Tapi, apakah kau sadar sahabat?
Ketika bumi tempat kita berpijak menangis
Ketika bumi pertiwi kita terisak
Kepada siapa kita ingin mengadu?

Gempa bumi di mana-mana
Banjir tak terhitung kiranya
Kelaparan sudah seperti hal yang biasa
Koruptor macam tikus yang memakan uang kita semakin berkeliaran

Apakah dunia peduli?
Apakah dari kalian memasang tagar #SaveIndonesia?
Apakah dari kalian memperlakukan kami seperti yang kalian lakukan pada Paris?
Apakah kalian sadar kami juga bisa menagis?

Perserikatan yang katanya peduli dengan nasib bangsa-bangsa
Seperti  bungkam dan buta akan nasib kita
Mereka seperti mengumpat
Tak tahu adanya di mana

Kami ini bagian dari kalian
Bumi pertiwi kami tidak bisu dan tidak buta
Bumi pertiwi kami jangan kau acuhkan
Sebab kami pun manusia yang harus dimanusiakan

            [Gadis Ayu]

Hong Kong, 23 Juli 2017

Aku, bersama ribuan kata;
yang kurangkai menjadi sajak;
yang kususun menjadi puisi cinta, untukmu.

Kau, bersama kebahagiaan barumu;
yang aku sadari bukan diriku;
yang aku ketahui bukanlah kehadiranku;
yang aku yakin, bukan aku.

            [Trisetio Putra]

MERAH
Mengapa cinta berwarna

Mengapa perjuangan memiliki warna

Apakah cinta itu sebuah perjuangan ?

Perjuangan dengan darah?

Apakah sesulit itu mendapat cinta ?

Tapi telah kutemukan

Bahwa perjuangan bisa berakhir

Tapi cinta...

            [Kezia Yohana]

Coklat Hangat

Musim kemarau berganti menjadi hujan
Suara rintiknya menemaniku di malam hari
Kabut tipis menyelimuti tubuhku
Membuat suasana hati ini menjadi semakin dingin

Kuseduh segelas coklat dalam mug
Sedikit demi sedikit kuteguk hingga habis
Rasanya yang manis tertinggal di lidahku
Membuat suasana hati ini kembali hangat

Sosokmu menyerupai coklat hangat ini
Kepribadianmu yang hangat
Senyumannu yang manis
Membuat suasana hati ini berbunga-bunga

            [Rizka Khairunnisa]

pagi
kusiap awali hari ini
mensykuri nikmat masih diperbolehkan melihat pagi ini
oleh tuhan yang maha pengasih

            [Alizayn Murteza]

Engkau

Aku hilang tanpaMu
Menatap wajah wajah penuh kebencian
Aku hampa tanpaMu
Kau selalu membantu meskipun aku kembali mengecewakanMu
Disaat itu
Aku merasa sangat dekat denganMu
Semua kebencian berubah menjadi kecintaan
Aku ingin sekali kembali pada masa itu
Bantu aku
Maafkan aku
Aku ingin kembali pada saat itu

            [Alifia Bintang]


Angin bertiup kencang dari barat
Lampu jalan berkedap-kedip
Memberi kehidupan bagi kota

Malam yang sepi,
Hanya terdengar suara tikus
Yang berusaha memanggil temannya
Hanya terdengar suara debu
Yang menghembus begitu kencang
Berusaha agar terlihat

Malam yang sepi,
Disana berdirilah seorang gadis
Menatap kosong langit yang gelap
Menafas begitu pelan
Berkedip begitu pelan
Bergumam begitu pelan

Malam yang sepi,
Gadis itu ialah aku
Yang sepi seperti malam


di sebarkan oleh Fakhri Putra



Komentar