[Rafi Nurhani]
Hero
Indonesia
adalah hasil tumpah darah pahlawan
Mendorong mundur penjajah dengan nyawa di tangan
Terus berjuang tanpa Ada kata menyerah
Mengorbankan jiwa untuk masa depan negara
Pengorbanan mereka sangatlah berharga
Membangkitkan semangat yang dulu hilang
Ayo ingatlah pahlawan
Karna tanpa mereka kita pasti kalah
Mendorong mundur penjajah dengan nyawa di tangan
Terus berjuang tanpa Ada kata menyerah
Mengorbankan jiwa untuk masa depan negara
Pengorbanan mereka sangatlah berharga
Membangkitkan semangat yang dulu hilang
Ayo ingatlah pahlawan
Karna tanpa mereka kita pasti kalah
[Dika Darmadji]
Peraturan
Peraturan...
Sebuah tulisan yang dirancang sedemikian rupa
Untuk mendisiplinkan siswa
Begitu kata mereka..
Tapi apakah rok dan celana
Rambut panjang dan sepatu berwarna
Menandakan ketidakdisplinan kita?
Saya heran dan bertanya
Apa hubungannya?
Kenapa ada peraturan seperti itu?
Apa anda sedang melucu?
Atau sedang menyusahkan generasiku?
Ah sudahlah...
Kartu poin pelanggaran jg masih ada
Daripada kenapa kenapa
Lebih baik disudahi saja
Peraturan...
Sebuah tulisan yang dirancang sedemikian rupa
Untuk mendisiplinkan siswa
Begitu kata mereka..
Tapi apakah rok dan celana
Rambut panjang dan sepatu berwarna
Menandakan ketidakdisplinan kita?
Saya heran dan bertanya
Apa hubungannya?
Kenapa ada peraturan seperti itu?
Apa anda sedang melucu?
Atau sedang menyusahkan generasiku?
Ah sudahlah...
Kartu poin pelanggaran jg masih ada
Daripada kenapa kenapa
Lebih baik disudahi saja
[Alikha Fairuz]
Waktu
Diantara
kerumunan orang
Suara-suara yang mengusik
Tak seorang tahu
Sebuah jiwa yang belenggu
Seperti halnya waktu
Apa itu?
Terlihatkah? Berhargakah?
Tak seorangpun tahu
Waktulah penyebab semua ini
Kebahagiaan, kesedihan
Pertengkaran, perdamaian
Kelahiran, kematian
Hanya jiwa tertentu yang mengerti
Bahwa waktu berarti
Suara-suara yang mengusik
Tak seorang tahu
Sebuah jiwa yang belenggu
Seperti halnya waktu
Apa itu?
Terlihatkah? Berhargakah?
Tak seorangpun tahu
Waktulah penyebab semua ini
Kebahagiaan, kesedihan
Pertengkaran, perdamaian
Kelahiran, kematian
Hanya jiwa tertentu yang mengerti
Bahwa waktu berarti
[Maxsimus Ernest]
Aku dulu
pernah bermimpi
Terlalu sering berimajinasi
Hingga hayalku terbang begitu tinggi
Namun kenyataan selalu mengingkari
Dan tak pernah tepati janji
ia tak pernah janjikan sebuah pertemuan
Hanya saja aku yang selalu berselimut pengharapan
Berhayal ia akan datang dan menghadiri pertemuan
Padahal, ia tak lebih hanya sekedar sudut pandang kedua sebuah picisan
Tokoh utama sebuah cerita hayalan
Dan aku hanya penulis abal-abalan
Terlalu sering berimajinasi
Hingga hayalku terbang begitu tinggi
Namun kenyataan selalu mengingkari
Dan tak pernah tepati janji
ia tak pernah janjikan sebuah pertemuan
Hanya saja aku yang selalu berselimut pengharapan
Berhayal ia akan datang dan menghadiri pertemuan
Padahal, ia tak lebih hanya sekedar sudut pandang kedua sebuah picisan
Tokoh utama sebuah cerita hayalan
Dan aku hanya penulis abal-abalan
[Aviva Cantika]
Semangat
Genggam tangan kanan
Kuat nan perkasa bagai bangunan kokoh
Aura membara berkobar tanpa henti
Untuk menyambut datangnya hari
Kecil, gelap, jauh dari keramaian
Hiruk pikuk pandang mereka
Mengapa
Mengapa mereka terlihat bingung
Dengan ini aku persembahkan
Auman singa melayang di udara
Agar bukti menumpas itu semua
Dan semangat selalu membekas dipikiran mereka
Genggam tangan kanan
Kuat nan perkasa bagai bangunan kokoh
Aura membara berkobar tanpa henti
Untuk menyambut datangnya hari
Kecil, gelap, jauh dari keramaian
Hiruk pikuk pandang mereka
Mengapa
Mengapa mereka terlihat bingung
Dengan ini aku persembahkan
Auman singa melayang di udara
Agar bukti menumpas itu semua
Dan semangat selalu membekas dipikiran mereka
[Hernita Wisnu]
Pergilah Malas
Janganlah datang lagi
Hilanglah dari hidup ini
Pergilah malas
Jangan pernah lagi hinggap
Jangan pernah lagi mampir
Melupakan tugas
Melupakan kewajiban
Melupakan semuanya
Itulah akibat dari perbuatanmu
Malas...
Mengapa engkau senang mengganggu kami?
Kami para pelajar
Merasa tersiksa karena kehadiranmu
Bisikkan halus darimu
Sungguh mengganggu konsentrasi kami
Mengganggu hidup kami
Mengganggu sekolah kami
Pergilah malas
Jangan pernah kembali lagi
Jangan lagi membisikkan hal-hal jahat
Jangan kembali lagi
Selamanya
Janganlah datang lagi
Hilanglah dari hidup ini
Pergilah malas
Jangan pernah lagi hinggap
Jangan pernah lagi mampir
Melupakan tugas
Melupakan kewajiban
Melupakan semuanya
Itulah akibat dari perbuatanmu
Malas...
Mengapa engkau senang mengganggu kami?
Kami para pelajar
Merasa tersiksa karena kehadiranmu
Bisikkan halus darimu
Sungguh mengganggu konsentrasi kami
Mengganggu hidup kami
Mengganggu sekolah kami
Pergilah malas
Jangan pernah kembali lagi
Jangan lagi membisikkan hal-hal jahat
Jangan kembali lagi
Selamanya
[Clarissa nethania]
Di dunia yang sementara ini
Kata orang
Hidup ini singkat
Kembangkan bakatmu
Raih cita-citamu
Kata orang
Hidup ini cuma sekali
Hidupi dengan puas
Jangan sampai menyesal
Dan
Saat semua itu berakhir
Lalu apa..
Semua akan berakhir dalam kesia-siaan
Kita lahir tangan kosong
Dan mati juga kosong
Semua yang telah kita raih
Akan lenyap
Tapi
Ada satu hal yang akan tetap tinggal
Satu hal yang membuat hidup semua orang lebih baik
Satu hal yang tak berkesudahan
Yaitu
Cinta...
Cinta akan tetap ada
Cinta akan tetap tinggal
Cinta akan tetap hidup
Saat dunia semakin rusak
Malam semakin panjang
Tapi cinta
Akan tetap jadi alasan untuk terus hidup
Hidup ini singkat
Kembangkan bakatmu
Raih cita-citamu
Kata orang
Hidup ini cuma sekali
Hidupi dengan puas
Jangan sampai menyesal
Dan
Saat semua itu berakhir
Lalu apa..
Semua akan berakhir dalam kesia-siaan
Kita lahir tangan kosong
Dan mati juga kosong
Semua yang telah kita raih
Akan lenyap
Tapi
Ada satu hal yang akan tetap tinggal
Satu hal yang membuat hidup semua orang lebih baik
Satu hal yang tak berkesudahan
Yaitu
Cinta...
Cinta akan tetap ada
Cinta akan tetap tinggal
Cinta akan tetap hidup
Saat dunia semakin rusak
Malam semakin panjang
Tapi cinta
Akan tetap jadi alasan untuk terus hidup
[Mario Sirait]
Matahari telah
terbit dari timur
Begitu megah terlihat sepanjang umur
Kebesaran dan hangatnya yang menjemur
Masihkah kita tidak bersyukur?
Bunga-bunga bermekaran
Membuka mahkota nan rupawan
Hidup mengabdi sebagai dermawan
Tidakkah pikiranmu heran?
Senja hari telah menunggu
Angin laut telah merantau
Burung telah berhenti melagu
Tapi, masihkah hatimu risau?
Luangkanlah waktu kerjamu
Hanya sementara waktu hidupmu
Tenangkanlah hati dan pikiranmu
Sembahlah Tuhan Sang Penciptamu.
Begitu megah terlihat sepanjang umur
Kebesaran dan hangatnya yang menjemur
Masihkah kita tidak bersyukur?
Bunga-bunga bermekaran
Membuka mahkota nan rupawan
Hidup mengabdi sebagai dermawan
Tidakkah pikiranmu heran?
Senja hari telah menunggu
Angin laut telah merantau
Burung telah berhenti melagu
Tapi, masihkah hatimu risau?
Luangkanlah waktu kerjamu
Hanya sementara waktu hidupmu
Tenangkanlah hati dan pikiranmu
Sembahlah Tuhan Sang Penciptamu.
[Syifa Rizka]
Terima kasih
tak terkira untukmu
Terima kasih sebesar-besarnya untukmu guruku
Kau telah memberikan jalan menuju kehidupan buatku
Kau memberikan pertolongan sebelum aku memintanya
Kau seperti pelita dalam ruangan gelap gulita
Kau seperti setetes embun di padang pasir
Terima kasih guruku
Kau tak akan kulupakan
Jasamu akan abadi sepanjang hayat hidupku
Terima kasih sebesar-besarnya untukmu guruku
Kau telah memberikan jalan menuju kehidupan buatku
Kau memberikan pertolongan sebelum aku memintanya
Kau seperti pelita dalam ruangan gelap gulita
Kau seperti setetes embun di padang pasir
Terima kasih guruku
Kau tak akan kulupakan
Jasamu akan abadi sepanjang hayat hidupku
[Natasya Dwi Kristina]
Siapakah itu
rindu?
Mengapa ia selalu hadir menembus dinginnya malam,
Menghadirkan rasa yang pernah ada.
Ketika rindu datang,
Hati selalu menyambutnya,
Membiarkan ia masuk,
kemudian hanyalah luka yang tercipta
Rindu datang bersama serpihan kenangan,
Mereka dua hal yang jahat,
Aku selalu kalah dengan rindu,
Aku selalu membiarkan rindu masuk kedalam hati,
Ternyata,
Aku tahu,
Rindu,
Adalah..
Kamu
Mengapa ia selalu hadir menembus dinginnya malam,
Menghadirkan rasa yang pernah ada.
Ketika rindu datang,
Hati selalu menyambutnya,
Membiarkan ia masuk,
kemudian hanyalah luka yang tercipta
Rindu datang bersama serpihan kenangan,
Mereka dua hal yang jahat,
Aku selalu kalah dengan rindu,
Aku selalu membiarkan rindu masuk kedalam hati,
Ternyata,
Aku tahu,
Rindu,
Adalah..
Kamu
[Naja Nadhifa]
Mimpi
Berdiri di sini
Mempertanyakan diri
Menarik hati
Untuk berpikir lagi
Dulu mimpi
Tentang menjadi putri
Hidup di kastil
Dengan mahkota yang cantik
Tetapi sekarang
Mau jadi apa
Semua bertanya
Mulut bungkam seribu kata
Beratus-ratus harapan
Beribu-ribu pikiran
Berjuta-juta kenangan
Telah kita lewatkan
Usaha demi usaha
Banyak rintangan dilewati
Tetapi yang di depan mata
Satupun tak ada yang pasti
Mempertanyakan arti
Dari semua kini
Melakukan itu ini
Tanpa niat dan hati
Tapi apa daya
Kalau ternyata kini
Kita semua memang
Generasi tanpa mimpi?
Berdiri di sini
Mempertanyakan diri
Menarik hati
Untuk berpikir lagi
Dulu mimpi
Tentang menjadi putri
Hidup di kastil
Dengan mahkota yang cantik
Tetapi sekarang
Mau jadi apa
Semua bertanya
Mulut bungkam seribu kata
Beratus-ratus harapan
Beribu-ribu pikiran
Berjuta-juta kenangan
Telah kita lewatkan
Usaha demi usaha
Banyak rintangan dilewati
Tetapi yang di depan mata
Satupun tak ada yang pasti
Mempertanyakan arti
Dari semua kini
Melakukan itu ini
Tanpa niat dan hati
Tapi apa daya
Kalau ternyata kini
Kita semua memang
Generasi tanpa mimpi?
[Pokki Mario Jeremy]
Di hari itu,
aku melihat
Dirimu berjalan menjauh dari ku
Dihari itu, aku terbangun dari mimpi indah
Kembali ke kenyataan yang pahit
Yang tlah pergi dan takkan kembali
Kan kubiarkan satu sisi kalbuku menghuni tentang mu
Hari ini, esok, sampai selamanya
seperti janji yang kita dulu buat bersama
Dirimu berjalan menjauh dari ku
Dihari itu, aku terbangun dari mimpi indah
Kembali ke kenyataan yang pahit
Yang tlah pergi dan takkan kembali
Kan kubiarkan satu sisi kalbuku menghuni tentang mu
Hari ini, esok, sampai selamanya
seperti janji yang kita dulu buat bersama
[Rusyana Bathari]
Terima Kasih
Guruku
Kau tiada lelah mengenalkanku kepada dunia
Berkat kegigihanmu, aku bisa membaca dan menulis
Berkat perjuanganmu
aku bisa mengenal luas cakrawala ini
Terima kasih guruku
Kaulah pahlawan tanda jasaku
Kau tiada lelah mengenalkanku kepada dunia
Berkat kegigihanmu, aku bisa membaca dan menulis
Berkat perjuanganmu
aku bisa mengenal luas cakrawala ini
Terima kasih guruku
Kaulah pahlawan tanda jasaku
[Farah Iarafebrianti]
malam
dimana gelap mengalahkan lampu terang
angin menjadi lebih dingin
udara pun kian memberat
malam
kau datang dengan kesunyian
kau belenggu semua suara yang ada
yang kau tinggalkan hanyalah suara jangkrik yang tak kunjung henti
oh malam
ini kah akhir dari segala penantian?
ini kah akhir dari segala keraguan?
yang kuharapkan hanyalah sebuah kata yang tak kunjung terucapkan
dimana gelap mengalahkan lampu terang
angin menjadi lebih dingin
udara pun kian memberat
malam
kau datang dengan kesunyian
kau belenggu semua suara yang ada
yang kau tinggalkan hanyalah suara jangkrik yang tak kunjung henti
oh malam
ini kah akhir dari segala penantian?
ini kah akhir dari segala keraguan?
yang kuharapkan hanyalah sebuah kata yang tak kunjung terucapkan
[Yemima Elsaria Silangit]
Tangisan Rembulan
Tatkala fajar
perlahan menebar eloknya
Raja siang bertengger manis dalam singasana
Kutatap lekuk nan elok itu
Kendati dusta tersirat dibaliknya
Seolah sebuah cerita hendak terucap
Namun apa daya tak berbibir
Demikian pula si hijau yang basah
Kebisuannya menyiratkan suatu makna tak terduga
Senja itu, sang belahan hati menangis pedih
Ditemani angin yang berhembus kencang
Pelita malam merintih dalam diam
Cinta hendak merenggut nyawanya
Angannya berkata, tak dapatkah kita bersama barang sejenak,wahai dewi pagi?
Oh ya, alam tak merestuinya
Langit menyimpan seribu satu misteri
Tak satupun yang mampu terungkap oleh kata
Kala ini, dibawah si biru cerah
Aku tersenyum melihat si hijau yang basah
Ya, kini satu misteri telah terungkap
Kulihat butiran-butiran air mata pelita malam
Oh, embun pagi
Begitulah aku memanggilnya
Raja siang bertengger manis dalam singasana
Kutatap lekuk nan elok itu
Kendati dusta tersirat dibaliknya
Seolah sebuah cerita hendak terucap
Namun apa daya tak berbibir
Demikian pula si hijau yang basah
Kebisuannya menyiratkan suatu makna tak terduga
Senja itu, sang belahan hati menangis pedih
Ditemani angin yang berhembus kencang
Pelita malam merintih dalam diam
Cinta hendak merenggut nyawanya
Angannya berkata, tak dapatkah kita bersama barang sejenak,wahai dewi pagi?
Oh ya, alam tak merestuinya
Langit menyimpan seribu satu misteri
Tak satupun yang mampu terungkap oleh kata
Kala ini, dibawah si biru cerah
Aku tersenyum melihat si hijau yang basah
Ya, kini satu misteri telah terungkap
Kulihat butiran-butiran air mata pelita malam
Oh, embun pagi
Begitulah aku memanggilnya
[Shafira Sabri]
Muadzin
Ia sudah mengemundangkannya
Saatnya setiap orang datang
Sudah saatnya mereka datang meminta
Meminta impian mereka dikabulkan
Ia sudah mengemundangkannya
Orang orang datang kesini berbondong bondong
Bersama sama mencari berkah
Demi kebaikan hidupnya
Tapi itu hanya angan
Lima kali ia mengemundangkannya tiap hari
Namun mereka mengacuhkannya
Kasian muadzin itu tak dipedulikan oleh mereka
Ia sudah mengemundangkannya
Saatnya setiap orang datang
Sudah saatnya mereka datang meminta
Meminta impian mereka dikabulkan
Ia sudah mengemundangkannya
Orang orang datang kesini berbondong bondong
Bersama sama mencari berkah
Demi kebaikan hidupnya
Tapi itu hanya angan
Lima kali ia mengemundangkannya tiap hari
Namun mereka mengacuhkannya
Kasian muadzin itu tak dipedulikan oleh mereka
[Kristiawan Hendro]
Bingung
Ku terdiam membisu
Memandang lembaran kosong
Suara setan memekakan telinga
Waktu berkhianat padaku
Tanganku diam membeku
Kalut pikiranku
Merinding tubuhku
Apa pun terjadilah
Hidupku hancur telah
Ya sudahlah
Takdirku memanglah
Ku terdiam membisu
Memandang lembaran kosong
Suara setan memekakan telinga
Waktu berkhianat padaku
Tanganku diam membeku
Kalut pikiranku
Merinding tubuhku
Apa pun terjadilah
Hidupku hancur telah
Ya sudahlah
Takdirku memanglah
[Kevin Ezra]
Senja Yang
Indah
Keemasan cahaya di cakrawala
Di ufuk barat saat hari mulai senja..
Terbelalak mata saat memandangnya
Keindahan dari sang maha pencipta..
Sang surya bersiap untuk tenggelam
Menjemput mesra ketenangan malam..
Meneguk cahaya dalam-dalam
Menyempurnakan keindahan malam..
Lembayung indah tampak kekuningan
Gradasi warna bagaikan lukisan..
Di sudut langit yang tipis berawan
Hiasan terbesar sepanjang zaman..
[M. Arzan Marzuqi]
Kicauan burung
terdengar merdu
Menandakan akan hari baru
Seorang anak duduk termenung
Hatinya terombang-ambing
Sejenak ingin kupejamkan mataku
Sejenak kurentangkan kakiku
Kududuk sambil merasakan keheningan
Sembari menikmati keindahan daratan
Gemuruh angin bertiup ke selatan
Memainkan lantunan musik nan merdu
Dalam buaian kalbu keceriaan
Mengingatkan kerinduan akan Ibu
Wahai pencipta alam
Kekagumanku tak terpendam
Dari ku kecil hingga besar
Pesonanya takkan padam
Gemericik air di pegunungan
Bunga menari tertiup angin
Begitu berbunga-bunga hatiku
Teringat saat saat kecilku
Jauh di ufuk cakrawala
matahari mulai tenggelam
Sunyi mulai terasa di kota
Keheningan terasa di alam
Menandakan akan hari baru
Seorang anak duduk termenung
Hatinya terombang-ambing
Sejenak ingin kupejamkan mataku
Sejenak kurentangkan kakiku
Kududuk sambil merasakan keheningan
Sembari menikmati keindahan daratan
Gemuruh angin bertiup ke selatan
Memainkan lantunan musik nan merdu
Dalam buaian kalbu keceriaan
Mengingatkan kerinduan akan Ibu
Wahai pencipta alam
Kekagumanku tak terpendam
Dari ku kecil hingga besar
Pesonanya takkan padam
Gemericik air di pegunungan
Bunga menari tertiup angin
Begitu berbunga-bunga hatiku
Teringat saat saat kecilku
Jauh di ufuk cakrawala
matahari mulai tenggelam
Sunyi mulai terasa di kota
Keheningan terasa di alam
[Salsabilla Kaulika Rinalda Putri Giri]
IBU
Ibu..
Kasihmu tak terhingga
Bagai mentari yang selalu memancarkan sinarnya
Bagai bumi yang tak berhenti berputar
Bagai air yang terus mengalir
Air mata ditumpahkan
Keringat bercucuran
Isi hati dicurahkan
Tetapi engkau tetap bersabar membimbingkui dengan bangga
Disaat aku hancur
Engkau menukar air mataku dengan canda tawa
Ibu..
Insan yang tak tergantikan
Ibu..
Kasihmu tak terhingga
Bagai mentari yang selalu memancarkan sinarnya
Bagai bumi yang tak berhenti berputar
Bagai air yang terus mengalir
Air mata ditumpahkan
Keringat bercucuran
Isi hati dicurahkan
Tetapi engkau tetap bersabar membimbingkui dengan bangga
Disaat aku hancur
Engkau menukar air mataku dengan canda tawa
Ibu..
Insan yang tak tergantikan
[Fauzi Irfandi]
Pulang
Senja menyapa
dengan sejuta warna
Memberi rasa bahagia di dalam jiwa
Rasa lelah yang liuar biasa
Terasa hilang begitu saja
Hembusan angin membawa nada
Ribuan klakson saling menyapa
Kulihat mobil begitu ramainya
Bagaikan semut sedang bekerja
Namun ini saat yang kutunggu bukan?
Saatnya untuk mencari sebuah ketenangan
Ketenangan jiwa, raga, dan pikiran
Ini saatnya untukku
Melangkah pergi meninggalkan peningnya sekolahan
Memberi rasa bahagia di dalam jiwa
Rasa lelah yang liuar biasa
Terasa hilang begitu saja
Hembusan angin membawa nada
Ribuan klakson saling menyapa
Kulihat mobil begitu ramainya
Bagaikan semut sedang bekerja
Namun ini saat yang kutunggu bukan?
Saatnya untuk mencari sebuah ketenangan
Ketenangan jiwa, raga, dan pikiran
Ini saatnya untukku
Melangkah pergi meninggalkan peningnya sekolahan
[Amanda Nabillah]
[Kotaku]
Goresan Jingga menghiasi sore ini
Awan kelabu memaksa ingin menemani
Asap penyesak dada bertebaran dimana-mana
Hiruk pikuk kotaku, masih ada
Tatkala mentari lelah menampakkan sinarnya
Purnama datang, silih mengganti sang pujangga
Penyesak dada itu dimana-mana
Hiruk pikuk kotaku, masih ada
Asap di sana, asap di sini
Langkah kaki, tiada henti
Biar malam, biar gelap
Kotaku ini, tak pernah terlelap.
Goresan Jingga menghiasi sore ini
Awan kelabu memaksa ingin menemani
Asap penyesak dada bertebaran dimana-mana
Hiruk pikuk kotaku, masih ada
Tatkala mentari lelah menampakkan sinarnya
Purnama datang, silih mengganti sang pujangga
Penyesak dada itu dimana-mana
Hiruk pikuk kotaku, masih ada
Asap di sana, asap di sini
Langkah kaki, tiada henti
Biar malam, biar gelap
Kotaku ini, tak pernah terlelap.
[Rida Budi Prahesti]
Sayang,
Indonesia Bukan Paris!
Ketika kota
tempat menara Eifell berpijak
Dihancurkan oleh tangan-tangan tak bertanggungjawab
Diporak-porandakan oleh manusia yang tidak memanusiakan
Kota itu di-bom hingga hancur lebur bak pasir ditelan ombak
Mereka merintih, mereka tersedu hingga air mata menetes bagai air selepas hujan
Seluruh dunia gempar hingga muncul-lah tagar #SaveParis
Relawan peduli hingga banyak dari mereka rela berkorban
Berkorban harta hingga tenaga
Tapi, apakah kau sadar sahabat?
Ketika bumi tempat kita berpijak menangis
Ketika bumi pertiwi kita terisak
Kepada siapa kita ingin mengadu?
Gempa bumi di mana-mana
Banjir tak terhitung kiranya
Kelaparan sudah seperti hal yang biasa
Koruptor macam tikus yang memakan uang kita semakin berkeliaran
Apakah dunia peduli?
Apakah dari kalian memasang tagar #SaveIndonesia?
Apakah dari kalian memperlakukan kami seperti yang kalian lakukan pada Paris?
Apakah kalian sadar kami juga bisa menagis?
Perserikatan yang katanya peduli dengan nasib bangsa-bangsa
Seperti bungkam dan buta akan nasib kita
Mereka seperti mengumpat
Tak tahu adanya di mana
Kami ini bagian dari kalian
Bumi pertiwi kami tidak bisu dan tidak buta
Bumi pertiwi kami jangan kau acuhkan
Sebab kami pun manusia yang harus dimanusiakan
Dihancurkan oleh tangan-tangan tak bertanggungjawab
Diporak-porandakan oleh manusia yang tidak memanusiakan
Kota itu di-bom hingga hancur lebur bak pasir ditelan ombak
Mereka merintih, mereka tersedu hingga air mata menetes bagai air selepas hujan
Seluruh dunia gempar hingga muncul-lah tagar #SaveParis
Relawan peduli hingga banyak dari mereka rela berkorban
Berkorban harta hingga tenaga
Tapi, apakah kau sadar sahabat?
Ketika bumi tempat kita berpijak menangis
Ketika bumi pertiwi kita terisak
Kepada siapa kita ingin mengadu?
Gempa bumi di mana-mana
Banjir tak terhitung kiranya
Kelaparan sudah seperti hal yang biasa
Koruptor macam tikus yang memakan uang kita semakin berkeliaran
Apakah dunia peduli?
Apakah dari kalian memasang tagar #SaveIndonesia?
Apakah dari kalian memperlakukan kami seperti yang kalian lakukan pada Paris?
Apakah kalian sadar kami juga bisa menagis?
Perserikatan yang katanya peduli dengan nasib bangsa-bangsa
Seperti bungkam dan buta akan nasib kita
Mereka seperti mengumpat
Tak tahu adanya di mana
Kami ini bagian dari kalian
Bumi pertiwi kami tidak bisu dan tidak buta
Bumi pertiwi kami jangan kau acuhkan
Sebab kami pun manusia yang harus dimanusiakan
[Gadis Ayu]
Hong Kong, 23
Juli 2017
Aku, bersama ribuan kata;
yang kurangkai menjadi sajak;
yang kususun menjadi puisi cinta, untukmu.
Kau, bersama kebahagiaan barumu;
yang aku sadari bukan diriku;
yang aku ketahui bukanlah kehadiranku;
yang aku yakin, bukan aku.
Aku, bersama ribuan kata;
yang kurangkai menjadi sajak;
yang kususun menjadi puisi cinta, untukmu.
Kau, bersama kebahagiaan barumu;
yang aku sadari bukan diriku;
yang aku ketahui bukanlah kehadiranku;
yang aku yakin, bukan aku.
[Trisetio Putra]
MERAH
Mengapa cinta berwarna
Mengapa perjuangan memiliki warna
Apakah cinta itu sebuah perjuangan ?
Perjuangan dengan darah?
Apakah sesulit itu mendapat cinta ?
Tapi telah kutemukan
Bahwa perjuangan bisa berakhir
Tapi cinta...
Mengapa cinta berwarna
Mengapa perjuangan memiliki warna
Apakah cinta itu sebuah perjuangan ?
Perjuangan dengan darah?
Apakah sesulit itu mendapat cinta ?
Tapi telah kutemukan
Bahwa perjuangan bisa berakhir
Tapi cinta...
[Kezia Yohana]
Coklat Hangat
Musim kemarau berganti menjadi hujan
Suara rintiknya menemaniku di malam hari
Kabut tipis menyelimuti tubuhku
Membuat suasana hati ini menjadi semakin dingin
Kuseduh segelas coklat dalam mug
Sedikit demi sedikit kuteguk hingga habis
Rasanya yang manis tertinggal di lidahku
Membuat suasana hati ini kembali hangat
Sosokmu menyerupai coklat hangat ini
Kepribadianmu yang hangat
Senyumannu yang manis
Membuat suasana hati ini berbunga-bunga
Musim kemarau berganti menjadi hujan
Suara rintiknya menemaniku di malam hari
Kabut tipis menyelimuti tubuhku
Membuat suasana hati ini menjadi semakin dingin
Kuseduh segelas coklat dalam mug
Sedikit demi sedikit kuteguk hingga habis
Rasanya yang manis tertinggal di lidahku
Membuat suasana hati ini kembali hangat
Sosokmu menyerupai coklat hangat ini
Kepribadianmu yang hangat
Senyumannu yang manis
Membuat suasana hati ini berbunga-bunga
[Rizka Khairunnisa]
pagi
kusiap awali hari ini
mensykuri nikmat masih diperbolehkan melihat pagi ini
oleh tuhan yang maha pengasih
kusiap awali hari ini
mensykuri nikmat masih diperbolehkan melihat pagi ini
oleh tuhan yang maha pengasih
[Alizayn Murteza]
Engkau
Aku hilang tanpaMu
Menatap wajah wajah penuh kebencian
Aku hampa tanpaMu
Kau selalu membantu meskipun aku kembali mengecewakanMu
Disaat itu
Aku merasa sangat dekat denganMu
Semua kebencian berubah menjadi kecintaan
Aku ingin sekali kembali pada masa itu
Bantu aku
Maafkan aku
Aku ingin kembali pada saat itu
[Alifia Bintang]
Angin bertiup
kencang dari barat
Lampu jalan berkedap-kedip
Memberi kehidupan bagi kota
Malam yang sepi,
Hanya terdengar suara tikus
Yang berusaha memanggil temannya
Hanya terdengar suara debu
Yang menghembus begitu kencang
Berusaha agar terlihat
Malam yang sepi,
Disana berdirilah seorang gadis
Menatap kosong langit yang gelap
Menafas begitu pelan
Berkedip begitu pelan
Bergumam begitu pelan
Malam yang sepi,
Gadis itu ialah aku
Yang sepi seperti malam
Lampu jalan berkedap-kedip
Memberi kehidupan bagi kota
Malam yang sepi,
Hanya terdengar suara tikus
Yang berusaha memanggil temannya
Hanya terdengar suara debu
Yang menghembus begitu kencang
Berusaha agar terlihat
Malam yang sepi,
Disana berdirilah seorang gadis
Menatap kosong langit yang gelap
Menafas begitu pelan
Berkedip begitu pelan
Bergumam begitu pelan
Malam yang sepi,
Gadis itu ialah aku
Yang sepi seperti malam
di sebarkan oleh Fakhri Putra
Komentar
Posting Komentar