Karya Puisi dan Resensi XII IPA 4

Sekar nathasya hermawan
xii ipa 4
33
Kacamata Hitam

Kacamata hitam itu kian memberitahu ku
Setiap menit, detik, dan waktunya
Kita telah tertipu daya dengan dunia
Kemewahan, pangkat, harta benda mu itu
Tidak ada artinya kelak di dunia abadi
Kacamata hitam itu kian memberitahu ku
Manusia selalu melakukan maksiat! Sering sekali!
Hingga terlalu sering sampai terbengkalai
Hingga ia lupa melepas kacamata-nya
dan tak tahu mana yang nyata, mana yang maya
mana yang baik, mana yang buruk
Kacamata hitam itu kian memberitahu ku
Apakah makna dari kehidupan di bumi ini
Mencari bekal pahala sebanyak-banyaknya
Menjauhi  dosa sebisa-bisanya
Manusia, oh manusia alam semesta
Sadarlah bahwa kau hidup di bumi ini hanya sementara
Sadarlah dari ujian ujian yang tuhan berikan kepada mu
dan jangan sampai kau hidup di belakang kacamata hitam-mu itu.






MIMPI

Mimpi ialah hal yang harus diraih
Walau banyak rintangan menghadang
Walau banyak keringat bercucuran
Hingga lelah rasanya hidup ini

Sepanjang hidupku
Aku telah banyak bermimipi
Begitu banyak jalan bercabang
Menunggu untuk terlewati

Ku terus melangkah
Tanpa rasa lelah
Demi mencari dan mencari
Sebuah cahaya di ujung jalan

Rasa lelah ku
Langkah demi langkah mendaki mimpi
Semua terbayarkan
Ketika mimpi menjadi sebuah kenyataan




Nama : Nathania
Kelas  : 12 IPA 4




                                                                                                                   Kamila Alifia Imanuddin
Kelas XII IPA 4
17


Aroma Surga Dunia


Rembulan
Terang alang-alang
Sinar sayup tundukkan alam, syahdu

Angin hembuskan wangi dari kelopak bunga duniawi
Harumnya laksana Bulgary

Dua pasang mata memandang langit dan menghirup rembulan bunga duniawi
Uhuy, surga lebih dulu turun di dunia




Ihsan Irfanto
XII IPA 4

IBU


Ibu pesanmu beribu-ribu
tiada pernah jemu walau katamu
hanya secebis angin
di halwa telinga anakmu

Ibu risau di hatimu
membawa rawan di usiamu
di dalam suka-duka anakmu
walau pesanmu tiada pernah jemu

Ibu kasihmu tiada pernah jemu
dalam jaga dan tidur lenamu
setiap saat anakmu di hatimu
walau anakmu sering terleka mengasihimu

Ibu sayang tiada terhentikan
di setiap saat anakmu memerlukanmu
dengan hati ikhlas sayangmu tiada tersirnakan
walau kadang hati anakmu terlupa tentang sayangmu


KENAPA KOPI
Oleh Insan Pandu

Masih seperti biasa
Mencari bagaimana menikmatinya
Tiap tetes menggambarkan arti
Dimana hari kemarin tak bisa kembali

Tetap dengan kopi
Pahit tetap jadi apresiasi
Dikala pencarian tanpa henti
Aku tetap tersamar hingga pagi

Makna yang selalu berbeda
Tiap lidah punya cerita
Tiap individu punya pandangan
Tiap angan coba digambarkan

Biar kau tetap jadi misteri
Pahit, asam , manis yang kutahu
Tak selalu benar dengan mereka
Jadilah dirimu tanpa harus bercampur

Tetap buat pahit itu jadi kenangan
Bagaimana orang lain merasakan
Hingga mereka tahu kesempurnaan
Merasakan takdir pahit bukan halangan












Diffa Arsyanda Putra
XII MIA 4



RESENSI BUKU
Identitas buku
1.   Judul Buku             :SELF DRIVING (Menjadi Driver atau Passanger?)
2.   Penulis                    : Rhenald Kasali
3.   Penerbit                  : Mizan
4.   Tahun terbit            : 2014
5.   Cetakan                  : ke-12, Februari 2016
6.   Ukuran buku           : 23 x 15 x 1,5 cm
     Tebal buku             : 270 halaman
7.   Harga                      : Rp. 69.000,00

MENCARI TAHU TENTANG SELF DRIVING


Buku ini telah menjadi National Best Seller yang ditulis oleh Rhenald Kasali, Ph.D., Guru Besar FEUI, praktisi manajemen dan penulis serangkaian buku perubahan dan manajemen. Saat buku ini ditulis, Rhenald Kasali tengah memimpin sebuah Social Enterprise : Rumah Perubahan dan komisaris pada beberapa perusahaan. Ia mempunyai relasi yang kuat pada dunia usaha dan sektor pemerintah.
Setelah menyelesaikan program doktornya dari University of Illinois at Urbana & Champaign-USA, ia banyak terlibat dalam berbagai program dengan Harverd Business School dan Yale School of Management. Ia juga banyak diminta nasihatnya oleh dunia usaha untuk mendampingi proses transformasi dan melatih para top executive. Training center-nya di kawasan seluas 5 hektar di tengah-tengah perkampungan yang asri di Desa Jati Murni Bekasi, setiap hari ramai didatangi para eksekutif dan tokoh-tokoh perubahan. Di sana, Rhenald Kasali menebarkan gelombang perubahan.
Dari buku fenomenal Change! Dengan tagline “Tak peduli seberapa jauh jalan salah yang Anda jalani, putar arah sekarang juga” dan menjadi National Bestseller pula, perusahaan-perusahaan besar dan institusi-institusi publik kemudian tergerak melakukan transformasi besar-besaran.
Dari situ ia melanjutkannya dengan serangkaian buku bestseller tentang transformasi, seperti Recode Your Change DNA, Mutasi DNA Powerhouse, Myelin, Cracking Zone, Cracking Entrepreneurs, Cracking Values, Camera Branding, dan Let’s Change.
Self driving yaitu sebuah istilah untuk mengontrol diri sendiri dan menentukan arah hidup sendiri, serta gaya hidup yang tidak bergantung ke pada orang lain. Orang-orang yang memiliki self driving dibilang bermental driver. Sedangkan, masih banyak kita jumpai manusia-manusia yang bermental passanger atau yang hidupnya menumpang pada orang lain, tidak punya inisiatif, atau yang tidak memiliki arah hidup. Menjadi seorang yang bermental driver tidaklah mudah dan membutuhkan pelatihan.
Buku ini menjelaskan tentang self driving dan juga kiat-kiat menjadi seorang bermental driver. Selain itu, buku ini juga menerangkan pentingnya untuk membentuk sebuah bangsa yang berkarakter sebagai driver bukan passanger. Menerangkan nilai kehidupan dan juga banyak materi-materi tentang pengembangan diri seperti disiplin diri, berpikir kreatif, berpikir kritis, serta pola pikir yang berkembang. Buku ini sangat cocok bagi kaum muda untuk belajar menjadi seorang yang bermental driver dan juga para kaum tua untuk dapat mendidik didikan-didikannya menjadi seorang driver agar dapat mengembangkan dan memajukan bangsa tercinta kita ini.
Tentunya buku pengembangan diri sangat banyak kelebihannya. Selain isinya yang sangat bermanfaat, buku ini pula diselipkan kisah-kisah menarik yang dapat memotivasi para pembacanya. Juga diselipkan diagram-diagram dan tabel yang dapat meringkas isi materi sehingga memudahkan para pembaca membaca hal-hal umum yang penting. Namun, hal yang kurang dari buku ini adalah penataan lampiran-lampiran kisahnya yang membuat para pembaca membolak-balikan halaman.


Sekar Nathasya Hermawan
xii ipa 4
33
RESENSI NOVEL SUNSET & ROSIE

Judul                                           : Sunset & Rosie
Pengarang                                     : Tere Liye
Editor/Penyunting                    : Andriyati
Penerbit                                       : Mahaka Publishing
Tahun Terbit                                 : Cetakan ke-20, tahun 2017
Ukuran Dimensi Buku                : 13.5 x 20.5 cm
Jumlah Halaman             : 426 hlm
ISBN                                             : 978-602-98883-6-2
Harga Buku                                  : Rp 64.000,00

Sunset & Rosie bercerita tentang makna kehilangan, pengorbanan, dan kesempatan. Pada novel ini ada seseorang yang bernama Tegar Karang yang selama 22 tahun hidupnya, ia habiskan bersama sahabatnya Rosie. Rosie yang sudah dianggap sebagai sahabat juga keluarga bagi Tegar, ia menghabiskan seluruh masa muda nya bersama Rosie. Hingga pada akhirnya Tegar memiliki sebuah perasaan kepada Rosie. Tapi tegar tidak berani untuk menyatakan perasaannya kepada Rosie. Hingga pada akhirnya Tegar mengenalkan temannya yang bernama Nathan yang berniatan agar dapat menjadi penghilang kecanggungan saat ia gagal mendapatkan hati Rosie. Tetapi perkenalan mereka akhirnya membuahkan sebuah perasaan antara Rosie dan Nathan. Setelah dua bulan mengenal satu sama lain Rosie dan Nathan pun akhirnya berjadian. Mendengar bahwa Rosie dan Nathan menjadi sepasang kekasih Tegar yang patah hatipun memutuskan menghilang dari kehidupan dua orang sahabat yang cukup berarti dalam hidupnya. Kemudian Ia memutuskan untuk menyibukan diri dalam kesibukan dunia pekerjaan, selama lima tahun ia terus berusaha berdamai dengan masa lalunya. Bekerja tanpa kenal lelah dan tidur, seperti robot yang seolah tidak bisa berhenti. Rosie dan Nathan memiliki empat anak yang bernama Anggrek, Sakura, Jasmine, dan Lili. Siang itu, Rosie dan Nathan datang ke apartemen Tegar ditemani bersama kedua anakmereka, Anggrek dan Sakura.
Maka dimulailah awal semua konflik dalam novel ini. Tegar terus menjalin hubungan dengan keluarga kecil bahagia Rosie, Ia mendapat panggilan “om, uncle, paman Tegar yang Super” dari setiap anak Rosie. Sampai pada hari dimana peristiwa pengeboman di Jimbaran itu terjadi dan seketika merenggut seluruh kebahagiaan yang sebelumnya terpampang jelas wajah mereka. Nathan meninggal dan di situlah muncul benih harapan dalam diri Tegar mengenai kesempatannya terhadap Rosie. Rosie depresi, anak-anak nya terlantar, bisnis keluarga berantakan. Hal itu lah yang membuat Tegar memutuskan untuk membatalkan pertunangannya dengan Sekar, wanita yang sempat dicintainya setelah Rosie, walau dengan pengertian dan pemahaman cinta yang berbeda. Tegar memutuskan untuk memasukan Rosie yang depresi kedalam rehabilitasi dan melanjutkan usaha resort keluarga Nathan. Sejalan dengan itu hubungannya dengan Sekar pun kian merenggang. Sekar pun sukses pergi dari kehidupan Tegar.
Sampai akhirnya dimana Rosie kembali dari rehabilitasi, memunculkan kesempatan yang dulu hilang, kesempatan yang dulu sempat ia bayangkan
            Novel yang sebelumnya berjudul “Senja Bersama Rosie” dan memiliki beberapa perubahan dalam penekanan tokoh dan nama ini banyak mengandung nasihat bijak yang dapat di ambil, yang paling terutama ditekankan adalah bagaimana seseorang hendaknya tidak membuang atau melupakan masa lalu melainkan berdamailah. Sang pengarang sukses mengemas dengan baik novel yang telah berjudul Sunset Bersama Rosie ini.
Gaya bahasa yang digunakan oleh sang penulis tidak terlalu berat namun juga tidak sepele. Gaya bahasa Tere Liye cenderung puitis dan penuh makna tersirat yang mendalam. Dalam Novel ini, indahnya Gili Terawangan digambarkan jelas oleh sang penulis, sehingga kita dapat membayangkan dengan jelas tempat kejadian dalam cerita. Segala sesuatu di dunia ini tidak luput dari kekurangan. Begitu pula dengan cerita yang dikarang oleh Tere Liye ini. Beberapa kekurangan nyata nya adalah pada kesalahan pengetikan. Ada sedikit kesalahan pengetikan dalam novel ini, misalnya pada halaman 44 “… kau harus berganti mandi, pakaian, ti –…” seharusnya adalah berganti pakaian dan mandi. Kekurangan lain adalah pada sosok tegar yang terkesan terlalu lemah di awal, saat adegan Tegar menuruni Gunung Rinjani dan melewati tahun tahun berat saat kehilangan kesempatan dengan Rosie. Dalam adegan itu seolah olah Tegar seperti lemah layaknya perempuan yang patah hati, tidak ingat makan dan minum.
Novel ini mengajarkan kita untuk memaknai arti hidup dan kesempatan. Kesempatan tidak datang dua kali, sehingga sekalipun takdir itu menyakitkan kita tidak perlu takut untuk membuat kesempatan.


Ihsan Irfanto
XII IPA 4

RESENSI BUKU “ANAK KOS DODOL LAGI”


IDENTITAS BUKU
Judul                               : Anak Kos Dodol Lagi - "Catatan Mahasiswa Gokil"
Pengarang                      : Dewi “Dedew” Rieka
Penerbit                         : Gradien Mediatama
Tahun Terbit                  : 2008
Jumlah Halaman             : 208

SINOPSIS
Novel ini bercerita tentang pengalaman penulis yang merupakan penghuni kosan dikota Djogja. Tidak hanya penulis saja yang ada di dalam buku ini. Teman – teman penulis dan tokoh lainpun diceritakan oleh penulis di dalam buku ini. Di dalam buku ini diceritakan bagaimana menjadi seorang penghuni kos-kosan. Mulai dari keseruan, kesedihan, kekeluargaan, percintaan, perkuliahan dan masih banyak lagi. Terdapat 21 cerita atau kisah yang terdapat buku ini. Dimulai dari ‘I feel love in the air’ yang bercerita tentang anak kos yang sedang dirundung sepi, karena disaat malam valentine mereka harus berdiam diri di kosan mereka karena tidak memiliki pasangan. Lalu ada ‘Hebatkah aku?’ yang bercerita tentang seorang anak kos bernama Dewi yang mengikuti kegiatan rohis selama bulan ramadhan. Dewi merupakan perempuan yang cerewet dan tidak tahu aturan. Tetapi dia mencoba untuk berubah dengan mengisi hari-harinya selama bulan puasa tersebut dengan kegiatan agama. Buku inipun ditutup dengan cerita yang menyentuh berjudul ‘tentang sebuah nama’ yang bercerita tentang Iis, sahabat Dedew yang hilang saat mendaki gunung tertinggi di Jawa Tengah.

KELEBIHAN
Gaya bahasa yang digunakan oleh penulis dalam buku ini mudah dimengerti oleh pembaca  layaknya sebuah buku diary. Hal itu membuat pembaca penasaran dan ingn membacanya sampai selesai. Cerita dalam buku ini menarik. Sangat menghibur dan pembaca seperti masuk kedalam kisah dalam buku ini. Alur ceritanya mudah untuk dimengerti.

KEKURANGAN
Susunan kata yang terdapat dalam buku ini banyak yang tidak sesuai dengan kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar serta melenceng dari ‘Ejaan Yang Disempurnakan’. Banyak kata yang tidak baku didalam buku ini, seperti kata – kata yang disingkat oleh penulis. Dan ada kata atau kalimat vulgar yang menggangu saat membaca buku ini.




NILAI BUKU
Positif
Cerita di dalam buku ini mengajarkan kita untuk saling menolong antara sesama manusia, ada didalam suka dan juga duka bersama sahabat, selalu ingat dengan teman – teman yang dahulu bersama dan tidak melupakan Tuhan.

Negatif
Ada beberapa cerita didalam buku ini yang seharusnya tidak ditiru didalam kehidupan sehari – hari, seperti memukul orang, membuka celana saat pintu kamar tidak tertutup dan menjahili teman.


Nama : Sedah Mirah K.H
Kelas  : XII IPA 4


IDENTITAS  BUKU

Judul                         : BUMI
  
Penulis                     : TERE LIYE
  
Jumlah halaman      : 438
  
Penerbit                   :  PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
  
Alamat                 :   PENERBIT :KOMPAS GRAMEDIA  BUILDING Blok I Lantai 5 JL.

Kategori               : Novel Remaja


Raib adalah seorang remaja putri berusia 15th. Dia hidup bersama dengan kedua orangtuanya. Dia mempunyai 2 ekor kucing si putih dan si hitam. Dia juga bersekolah seperti remaja kebanyakan dan mempunyai seorang teman dekat bernama Seli.

Namun anehnya sesuai dengan namanya, Raib bisa menghilang. Dia bisa menghilangkan dirinya sendiri hanya dengan menutup mata menggunakan kedua tangannya.

Orangtuanya tidak pernah tahu dia bisa menghilang. Hanya saja terkadang mereka merasa aneh saat tiba tiba dia muncul di hadapan mereka, padahal sebenarnya dia berada di kamar. Tapi mereka tidak pernah mempermasalahkannya.

Sampai pada suatu hari dia di keluarkan dari kelas oleh Miss Keriting (Selena), guru matematikanya. Karena dia lupa membawa buku PR nya. Teman sekelasnya yang bernama Ali, yang terkenal aneh itu juga di keluarkan dari kelas oleh Miss Keriting.

Waktu itu hujan turun begitu derasnya. Raib tidak mau terlihat oleh Ali, iseng dia menutup mata dengan kedua tangannya. Saat itulah dengan sekejap dia menghilang dan memulai perkenalannya dengan sosok tinggi kurus bernama Tamus.

Kecelakaan yang menimpa Raib dan Seli sebelum klub menulis dimulai itu membawa Tamus dan Selena terlibat pertarungan hebat sehingga harus memaksa Raib, Seli, dan Ali melewati sebuah lorong hitam menuju tempat asing. Kota itu bernama Tishri. Kota aneh dengan pakaian aneh serba gelap. Menu makanannya pun gelap. Begitu juga dengan kamar mandinya. Jika kita mandi dengan air, di kota ini kita mandi menggunakan udara! Di kota ini terlihat hamparan hutan. Tiang tiang tinggi dengan puluhan cabang dengan ujung cabang balon besar dari beton.

Selena, Raib, Seli, dan Ali berjuang mengalahkan Tamus di kota ini. Dengan bantuan beberapa penduduk asli kota ini yaitu sebuah keluarga kecil beranggotakan Ilo, Vey, si sulung Ily, dan si bungsu Ou.

Ternyata Raib adalah pewaris klan bulan pertama yang di besarkan di dunia tanah (BUMI). Dan Seli adalah pewaris klan matahari pertama yang berjalan di atas BUMI. Mereka berdua memliki kekuatan yang mampu menandingi Tamus. Ali, dia hanyalah makhluk tanah yang diam diam jenius. Mereka berjuang mengalahkan Tamus yang ingin menguasai BUMI.


RESENSI BUKU NON FIKSI
NAMA: Nathania
Kelas: XI MIA 4/23


Identitas Buku

1.      Judul Buku : Kuliah Jurusan Apa? Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Ilmu Dan Teknologi Pangan
2.      Penulis                   : Chitra Savitri
3.      Penerbit                : PT Gramedia Pustaka Utama
4.      Tahun Terbit         : 2015
5.      Cetakan                 : Pertama
6.      Ukuran Buku         :
·         Lebar              : 13,7 cm
·         Panjang          : 20,2 cm        
·         Tinggi             : 1,7 cm
·         Tebal Halaman: 94 halaman
7.      Harga                    : Rp 35.000,-


Serba Serbi Ilmu dan Teknologi Pangan
Buku  ini ditulis oleh Chitra Savitri, alumnus Teknologi Industri Pertanian, Institut Teknologi Indonesia. Resign dari dunia jurnalistik yang dicintainya, anggota komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) ini beralih profesi sebagai penulis. Banyak buku yang sudah ditulisnya. Mulai dari buku anak sampai buku dewasa. Adapun bukunya yang sudah terbit :
   Buku anak:  Masya Allah, Ciptaan Allah Yang Kecil Tapi Ajaib; Kumpulan 15 Cerita Islamic Princess; Seri Anak Novel Marigold Girl School; The Clave Band, dan masih banyak lagi.
   Buku dewasa:  Buku Antologi Seri Storycake For Your Life: Nikmatnya Syukur; Seri Storycake For Your Life: Indahnya Tobat, dan masih banyak lagi.
Pertama-tama, Ilmu dan teknologi pangan itu adalah salah satu jurusan dari Fakultas Teknologi Pertanian yang penting untuk memahami bagaimana suatu jenis makanan itu dibuat dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Semua negara tak terkecuali Indonesia, urusan pangan pasti menjadi nomor satu. Karena, Manusia hidup dari makanan, oleh karena itu, ilmu ini sangat penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Dengan adanya pangan harus didukung pula dengan ilmu dan teknologi pangan. Dengan adanya ilmu dan teknologi pangan dapat memperoleh manfaat seoptimal mungkin, sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah dari pangan tersebut. Oleh karena itu, para lulusan Ilmu dan Teknologi Pangan, sangat dibutuhkan oleh suatu negara.
Dengan buku “Kuliah Jurusan Apa? Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Ilmu Dan Teknologi Pangan” yang harganya sangat ekonomis ini , dapat membantu mendorong lahirnya lulusan-lulusan Ilmu dan Teknologi Pangan. Lulusan - lulusan Ilmu dan Teknologi Pangan yang sangat dinantikan untuk  memajukan dan memberi inovasi terhadap pangan suatu negara. Buku ini sangat cocok untuk mereka yang memiliki minat atau rasa ingin tahu terhadap jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan. Selain itu, buku ini juga sangat membantu mereka untuk mendapatkan gambaran mengenai kuliah di jurusan Ilmu dan Tekonolgi Pangan. Karena, buku yang terdiri dari 4 bab materi ini mencakup semua yang berhubungan dengan jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan. Semuanya lengkap dibahas mulai dari mata kuliah, hingga peluang karir jika sudah menjadi alumni. Bahkan, penjelasan tentang apa itu ilmu teknologi pangan juga dijelaskan secara gamblang, ada gambaran apa saja yang akan dilakukan sebagai mahasiswa Ilmu Teknologi Pangan. Sampai tidak lupa juga aneka mata kuliah dan praktikum, segala laporan praktikum yang harus dibuat. Buku ini juga dilengkapi dengan tips menentukan tempat kuliah beserta daftar perguruan tinggi se-Indonesia sampai perguruan tinggi di luar negeri yang memiliki jurusan ini di fakultasnya.
Kelebihan lainnya, buku ini dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang mempermudah pembaca untuk segera memahami maksud isi buku. Dengan gaya penulisan yang popular atau modern membuat buku yang memiliki 94 halaman ini ringan dibaca. Bahkan buku ini menjelaskan cara mengolah bahan pangan, disertai resepnya juga lho.
Selain banyak kelebihannya, ada juga beberapa kekurangan dalam  buku ini. ilustrasi gambar yang terdapat dalam buku ini berwarna hitam-putih, sehingga kurang bagus dipandang. Dalam buku ini juga, tidak dijelaskan berapa besarnya nilai yang diperlukan untuk masuk ke jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan.
Tetapi, secara keseluruhan buku ini sangat bermanfaat bagi para calon mahasiswa/i Ilmu dan Teknologi Pangan. Buku ini memberi gambaran kuliah Ilmu dan Teknologi Pangan dan juga membantu calon mahasiswa agar tidak salah memilih jurusan dan tempat kuliahnya.



Dhea Ramadhani
XII MIA 4

Identitas Buku

Judul buku          : Nasional.Is.Me
Penulis                : Pandji Pragiwaksono W.
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun terbit       : 2012
Tebal                  : 144 halaman
Ukuran:  : 205 x 130 mm
Harga                 : Rp.54.000,00,-
Bukan Satu, Harusnya: Bersatu
Pandji Pragiwaksono atau yang santer disapa Mas Pandji di kesehariannya lahir di Singapura pada 18 Juni 1979. Ia merupakan seorang penyiar, presenter, penulis, aktor, rapper, vlogger, serta pelawak tunggal. Dengan segenap bakatnya yang luar biasa, Pandji seringkali ‘menyelipkan’ pemikiran nasionalisnya melalui karya-karyanya. Mengawali karir sebagai seorang penyiar radio swasta di Bandung, Pandji, yang kala itu masih menginjak bangku perkuliahan di Institut Teknologi Bandung dengan status mahasiswa fakultas Seni Rupa dan Desain, beranjak melejit namanya semenjak pertama kali muncul di salah satu program televisi gawangan sebuah stasiun televisi swasta. Dikarenakan kemampuan komunikasinya yang baik serta pola pikir unik yang seakan ‘melawan arus’ masyarakat, ia kemudian semakin aktif bergerak membangkitkan semangat para pemuda dan pemudi Indonesia lewat beragam lagu maupun tulisan yang meskipun terkesan modern, tetapi tetap memiliki rasa kejiwaan di dalamnya.
Nasional.Is.Me merupakan karya pertama dari tiga judul buku memoar ciptaan Pandji lainnya, yaitu Merdeka Dalam Bercanda dan Berani Mengubah. Selain itu, ia juga turut menghasilkan sejumlah buku yang mengangkat isu seputar kehidupan pemuda dan terkadang memiliki sisi humor yang mampu membuat banyak kalangan muda Indonesia mudah tertarik dengan semua koleksi karangan miliknya, seperti pada Menghargai Gratisan, Indiepreneur, How I Spend 1000 CDs in 30 Days, dan Menemukan Indonesia.
Seiring berkembangnya stigma negatif masyarakat kepada bangsa Indonesia kini, Pandji, secara lugas mengawali kisah perjalanan Nasional.Is.Me dengan narasi singkat mengenai awal mula bagaimana ia dapat meraih kembali optimisme terhadap masa depan Indonesia yang lambat laun bagaikan menguap begitu saja dari diri masing-masing pribadi masyarakat. Pembawaan santai disertai kemasan materi yang sengaja dibuat ringan membuat buku ini tidak hanya cocok apabila ditargetkan mencapai pasar pembaca golongan tingkat mahasiswa ke atas saja, tetapi anak setingkat sekolah menengah pertama pun masih bisa memahami intisari dari apa yang hendak disampaikan penulis lewat kalimat-kalimat pemicu gelora non-provokatif andalannya.
Di pertengahan bab, Pandji bahkan sempat merincikan beberapa pengalamannya sewaktu pergi mengunjungi kota-kota kebanggaan Ibu Pertiwi. Dari menyicipi kuliner nusantara yang jarang sekali terjamah oleh sorotan media, menyusuri desa-desa terpencil sekaligus mampir sejenak untuk menggali kebudayaan adat setempat, mengunjungi benteng Fort Rotterdam tempat Pangeran Diponegoro diasingkan sepanjang hidupnya, sampai menelusuri riwayat tersembunyi dibalik situs-situs bersejarah yang tak kalah menarik diketahui. Pengolahan kata yang apik ditambah kumpulan foto hasil jepretan kamera penulis menjadikan pembaca seakan-akan dibawa serta menyaksikan hal-hal menakjubkan yang ditemui Pandji menggunakan mata kepala mereka sendiri.
Namun, perlu dipahami bahwasanya Nasional.Is.Me tidak sepenuhnya menganut konsep kebangsaan. Terdapat intrik-intrik kecil yang lazim ditemui pada kehidupan sehari-hari menghiasi tiap-tiap subbab selayaknya sebuah bacaan yang marak dikonsumsi selagi mengisi waktu luang. Bagi orang-orang tertentu, buku ini mungkin bisa terkesan amat menyenangkan, terutama menyangkut serangkaian bahasa asing yang sengaja dibubuhkan penulis agar memperjelas empasis. Satu hal yang boleh jadi membekas di benak pembaca adalah sepenggal kalimat yang menggambarkan kisah Pandji semasa menyicipi dunia sekolah menengah atas: “Bagi saya, ini justru pendewasaan. Lebih baik kita mengenali perbedaan, tapi tidak menjadikannya masalah. Daripada demi hilangnya masalah, perbedaan itu disamaratakan. Dijadikan satu.”
Karya pertama dari tiga memoar ciptaan Pandji Pragiwaksono ini sejatinya sangat dianjurkan teruntuk mereka yang sampai sekarang belum menemukan “Indonesia” versi mereka pribadi. Harga yang lumayan terjangkau justru mempermudah siapa saja untuk mengaksesnya di toko-toko buku terdekat. Lewat Nasional.Is.Me pembaca diajak berkarya demi masa depan bangsa, menjadi pemuda pencetus perubahan dan bukan hanya menuntut perubahan. Hiduplah Indonesia Raya.



Kamila Alifia Imanuddin
Kelas XII IPA 4
Absen 17


Resensi

  Identitas Buku
Judul                     : My True Love Gave to Me
Editor                   : Stephanie Perkins
Penerbit               : Macmillan Children's Books
Tahun terbit         : 2014
Tempat terbit       : United States
Kategori                : Young adult fiction
Jumlah halaman   : 325 halaman
Ukuran                 : 14 x 21 x 2.3 cm
  Harga                 : Rp148.000,00





Buku ini merupakan buku antologi cerpen yang ditulis oleh 12 penulis terkenal dari genre young adult. Sampul buku ini terlihat sangat menawan dengan perpaduan warna yang girly, yang dapat menarik perhatian kaum perempuan. Akan tetapi, jika dilihat dari sisi harga, cukup merogoh kantong bagi pelajar seperti saya yang belum berpenghasilan.
Buku ini mengangkat tema romansa di musim dingin dengan suasana yang indah dan hangat. Alur yang digunakan dalam buku ini adalah alur maju. Bahasa yang digunakan dalam buku ini umumnya ringan, namun ada beberapa cerita yang bahasanya sedikit sulit dimengerti, sehingga membuat para pembaca harus berpikir sejenak untuk bisa memahami cerita tersebut. Sudut pandang yang digunakan masing-masing penulis berbeda-beda, tetapi sudut pandang orang pertama lah yang paling mendominasi.
Masing-masing penulis memiliki karakter yang khas dalam menuturkan ceritanya. Cerita yang menjadi favorit saya dalam buku ini adalah cerita pertama, yaitu Midnights yang ditulis oleh Rainbow Rowell. Menurut saya, cerita ini sangat pas dijadikan pembuka dalam buku ini. Tokoh dalam cerita digambarkan netral, tidak ada yang berwatak antagonis, maupun protagonis. Namun, cerita tersebut tidak membosankan. Konflik yang disuguhkan ringan, namun alur tetap mengalir tenang, sehingga cerita tersebut lebih terasa realistis. Sangat disayangkan, terdapat satu cerita dalam buku ini yang mengandung unsur LGBT. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di negara kita.
Secara keseluruhan, saya memberikan penilaian terhadap buku ini 7/10. Walaupun penulis-penulisnya datang dari latar belakang genre young adult, rasanya buku ini kurang menyentuh hati sehingga tidak melekat dan mudah terlupakan begitu saja. Ekspektasi saya tidak sesuai dengan yang saya dapatkan setelah selesai membaca buku ini. Mulai dari desain sampulnya yang menarik, sampai penulis-penulisnya yang sudah tidak asing lagi didengar oleh para penggemar buku bergenre young adult, saya menaruh harapan yang tinggi terhadap buku ini. Namun, buku ini boleh dibaca sebagai pengisi waktu luang atau sebagai penghilang penat di hari yang melelahkan.



Ris Raihan Felim
XII MIA 4

Resensi 
Judul buku: Burung Rantau Pulang ke Sarang
Pengarang: Teuku Azhar Ibrahim
Penerbit: Bandar publishing
Halaman: 355 halaman
Harga: Rp 64.000

Buku ini berisi tentang cinta dan pengorbanan, kesabaran dan penantian yang digambarkan dengan sangat islami. Bahasa yang digunakan sedikit banyak memakai bahasa daerah Aceh. Terutama penggunaan nama dan istilah-istilah yang di ungkapkan penulis. Bacaan yang agak berat namun dapat membuat penasaran pembacanya. Latar yang terdapat dalam buku ini seputar kehidupan Dayah(pesantren) di kaki gunung Seulawah(Aceh).
Gambaran tentang kehidupan keluarga Teungku Chik Dayah Seulawah yang mempunyai istri bernama Po Cut Nyak, anak-anaknya Meutia, Hamzah serta abang tirinya Chitwoa yang lahir dari istri pertama Teungku Chik saat di Tiongkok. Meutia sempat tidak bisa menerima kehadiran Chitwoa karena ia merasa sudah dibohongi oleh abu, panggilannya untuk ayahnya. Di sisi lain Chitwoa bertanya-tanya mengapa Teungku chik yang notabenenya bijak itu menyia-nyiakannya dan ibunya di Tiongkok. Bibi Halima, yang membesarkan dan merawatnya pun tidak pernah menceritakan tentang ayah kandungnya, Teungku Chik.
Di tengah prahara yang meliputi Dayah Seulawah, Gam Manyak, murid kepercayaan Teungku Chik, berhasil mendapatkan cinta suci Meutia yang merupakan incaran dari kebanyakan santri-santri Dayah Seulawah. Pernikahan Gam Manyak dengan Meutia diumumkan usai shalat jumat. Walaupun Meutia merupakan putri Teungku Chik, namun tidak ada arak-arakan kemewahan menyambut hari sacral tersebut. Kenduri hanya memotong dua ekor kambing. Demikian juga mahar yang diberikan oleh Gam Manyak kepada Meutia hanya sebuah cincin seharga tiga keping uang emas. Kisah percintaan mereka sarat dengan pengorbanan.
Permulaan bulan Dzulqaidah saat itu, Teungku Chik telah sampai di Mekah, dengan niat haji wada’ sekaligus untuk menjenguk putranya, Hamzah, yang telah merantau menuntut ilmu selama sepuluh tahun lebih. Ia mencari sampai ke pelosok-pelosok kota dan bertanya tentang keberadaan anak kebanggaannya itu. Orang-orang yang menuntut ilmu ke Mekkah biasanya tak puas hanya menimba ilmu di negeri tempat turunnya wahyu itu. Diperkirakan bahwa Hamzah pergi ke Samarkhan. Ternyata di Mekah, Hamzah dikenal dengan nama Asfur, bukan Hamzah. Ia dinamai begitu karena cara bicaranya yang agak cepat. Arti Asfur itu sendiri adalah burung pipit. Selama di perantauan Asfur bergabung dengan kabilah Kaab Bin Zahir, seorang penyair yang membela Rasulullah. Keadaan Teungku Chik kian hari semakin payah seiring dengan usianya. Akhirnya kedatangan Asfur alias Hamzah yang ditunggu-tunggu telah tiba. Namun Teungku Chik sudah terkulai lemah di pembaringan. Hamzah berlutut dihadapan ayahnya,merangkul tubuh lemah Tengku Chik , airmatanya menetes, haru dan rindu yang mendalam. “Hamzah…, pulang nak ……!” seru Teungku Chik dan rangkulannya pada Hamzah pun terlepas. “ La ila ha ilallah” bisik putranya dan ia mengeja ucapan tersebut. Beberapa waktu kemudian meninggallah Teungku Chik. Hanya tangisan menyesakkan yang tersisa di dada Hamzah. Setelah jenazah Teungku Chik dimakamkan, ia pulang ke Dayah Seulawah. Prahara di Dayah ternyata kian merumit seperginya Tengku Chik ke Mekah. Chitwoa atau Asad, mengusir Meutia dan Gam Manyak. Setibanya Hamzah di Dayah Seulawah, ia tidak menemukan siapa-siapa. “Ah.. makhluk apa yang telah membawa lari penduduk dayah? Atau mereka burung-burung rantau pulang ke sarang? Tapi adikku di sini sarangnya. Aku akan menunggu, setiap yang pergi pasti akan pulang.”




Komentar