Sekar nathasya
hermawan
xii ipa 4
33
xii ipa 4
33
Kacamata Hitam
Kacamata hitam itu
kian memberitahu ku
Setiap menit, detik, dan waktunya
Kita telah tertipu daya dengan dunia
Kemewahan, pangkat, harta benda mu itu
Tidak ada artinya kelak di dunia abadi
Setiap menit, detik, dan waktunya
Kita telah tertipu daya dengan dunia
Kemewahan, pangkat, harta benda mu itu
Tidak ada artinya kelak di dunia abadi
Kacamata hitam itu kian memberitahu ku
Manusia selalu melakukan maksiat! Sering sekali!
Hingga terlalu sering sampai terbengkalai
Hingga ia lupa melepas kacamata-nya
dan tak tahu mana yang nyata, mana yang maya
mana yang baik, mana yang buruk
Manusia selalu melakukan maksiat! Sering sekali!
Hingga terlalu sering sampai terbengkalai
Hingga ia lupa melepas kacamata-nya
dan tak tahu mana yang nyata, mana yang maya
mana yang baik, mana yang buruk
Kacamata hitam itu
kian memberitahu ku
Apakah makna dari kehidupan di bumi ini
Mencari bekal pahala sebanyak-banyaknya
Menjauhi dosa sebisa-bisanya
Apakah makna dari kehidupan di bumi ini
Mencari bekal pahala sebanyak-banyaknya
Menjauhi dosa sebisa-bisanya
Manusia, oh manusia alam semesta
Sadarlah bahwa kau hidup di bumi ini hanya sementara
Sadarlah dari ujian ujian yang tuhan berikan kepada mu
dan jangan sampai kau hidup di belakang kacamata hitam-mu itu.
Sadarlah bahwa kau hidup di bumi ini hanya sementara
Sadarlah dari ujian ujian yang tuhan berikan kepada mu
dan jangan sampai kau hidup di belakang kacamata hitam-mu itu.
MIMPI
Mimpi ialah hal yang harus
diraih
Walau banyak rintangan
menghadang
Walau banyak keringat
bercucuran
Hingga lelah rasanya hidup
ini
Sepanjang hidupku
Aku telah banyak bermimipi
Begitu banyak jalan bercabang
Menunggu untuk terlewati
Ku terus melangkah
Tanpa rasa lelah
Demi mencari dan mencari
Sebuah cahaya di ujung jalan
Rasa lelah ku
Langkah demi langkah mendaki mimpi
Semua terbayarkan
Ketika mimpi menjadi sebuah kenyataan
Nama : Nathania
Kelas : 12 IPA 4
Kamila Alifia Imanuddin
Kelas XII
IPA 4
17
Aroma
Surga Dunia
Rembulan
Terang alang-alang
Sinar sayup tundukkan alam, syahdu
Angin hembuskan wangi dari kelopak bunga duniawi
Harumnya laksana Bulgary
Dua pasang mata memandang langit dan menghirup
rembulan bunga duniawi
Uhuy, surga lebih dulu turun di dunia
Ihsan Irfanto
XII IPA 4
IBU
Ibu pesanmu beribu-ribu
tiada pernah jemu walau
katamu
hanya secebis angin
di halwa telinga anakmu
Ibu risau di
hatimu
membawa rawan
di usiamu
di dalam
suka-duka anakmu
walau pesanmu
tiada pernah jemu
Ibu kasihmu tiada pernah
jemu
dalam jaga dan tidur lenamu
setiap saat anakmu di
hatimu
walau anakmu sering terleka
mengasihimu
Ibu sayang
tiada terhentikan
di setiap
saat anakmu memerlukanmu
dengan hati
ikhlas sayangmu tiada tersirnakan
walau kadang
hati anakmu terlupa tentang sayangmu
KENAPA KOPI
Oleh Insan Pandu
Masih seperti biasa
Mencari bagaimana menikmatinya
Tiap tetes menggambarkan arti
Dimana hari kemarin tak bisa kembali
Tetap dengan kopi
Pahit tetap jadi apresiasi
Dikala pencarian tanpa henti
Aku tetap tersamar hingga pagi
Makna yang selalu berbeda
Tiap lidah punya cerita
Tiap individu punya pandangan
Tiap angan coba digambarkan
Biar kau tetap jadi misteri
Pahit, asam , manis yang kutahu
Tak selalu benar dengan mereka
Jadilah dirimu tanpa harus bercampur
Tetap buat pahit itu jadi kenangan
Bagaimana orang lain merasakan
Hingga mereka tahu kesempurnaan
Merasakan takdir pahit bukan halangan
Oleh Insan Pandu
Masih seperti biasa
Mencari bagaimana menikmatinya
Tiap tetes menggambarkan arti
Dimana hari kemarin tak bisa kembali
Tetap dengan kopi
Pahit tetap jadi apresiasi
Dikala pencarian tanpa henti
Aku tetap tersamar hingga pagi
Makna yang selalu berbeda
Tiap lidah punya cerita
Tiap individu punya pandangan
Tiap angan coba digambarkan
Biar kau tetap jadi misteri
Pahit, asam , manis yang kutahu
Tak selalu benar dengan mereka
Jadilah dirimu tanpa harus bercampur
Tetap buat pahit itu jadi kenangan
Bagaimana orang lain merasakan
Hingga mereka tahu kesempurnaan
Merasakan takdir pahit bukan halangan
Diffa
Arsyanda Putra
XII
MIA 4
RESENSI
BUKU
Identitas buku
1. Judul Buku :SELF DRIVING (Menjadi Driver atau Passanger?)
2. Penulis : Rhenald Kasali
3. Penerbit : Mizan
4. Tahun terbit : 2014
5. Cetakan : ke-12, Februari 2016
6.
Ukuran
buku : 23 x 15 x 1,5 cm
Tebal
buku :
270 halaman
7.
Harga
: Rp. 69.000,00
MENCARI TAHU TENTANG SELF DRIVING
Buku ini telah menjadi National
Best Seller yang ditulis oleh Rhenald Kasali, Ph.D., Guru Besar FEUI, praktisi
manajemen dan penulis serangkaian buku perubahan dan manajemen. Saat buku ini
ditulis, Rhenald Kasali tengah memimpin sebuah Social Enterprise : Rumah Perubahan dan komisaris pada beberapa
perusahaan. Ia mempunyai relasi yang kuat pada dunia usaha dan sektor
pemerintah.
Setelah menyelesaikan program doktornya dari University of Illinois
at Urbana & Champaign-USA, ia banyak terlibat dalam berbagai program dengan
Harverd Business School dan Yale School of Management. Ia juga banyak diminta
nasihatnya oleh dunia usaha untuk mendampingi proses transformasi dan melatih
para top executive. Training center-nya
di kawasan seluas 5 hektar di tengah-tengah perkampungan yang asri di Desa Jati
Murni Bekasi, setiap hari ramai didatangi para eksekutif dan tokoh-tokoh
perubahan. Di sana, Rhenald Kasali menebarkan gelombang perubahan.
Dari buku fenomenal Change! Dengan
tagline “Tak peduli seberapa jauh jalan salah yang Anda jalani, putar arah
sekarang juga” dan menjadi National
Bestseller pula, perusahaan-perusahaan
besar dan institusi-institusi publik kemudian tergerak melakukan transformasi
besar-besaran.
Dari situ ia melanjutkannya dengan serangkaian buku bestseller tentang transformasi, seperti
Recode Your Change DNA, Mutasi DNA
Powerhouse, Myelin, Cracking Zone, Cracking Entrepreneurs, Cracking Values,
Camera Branding, dan Let’s Change.
Self driving yaitu sebuah istilah untuk mengontrol diri sendiri dan
menentukan arah hidup sendiri, serta gaya hidup yang tidak bergantung ke pada
orang lain. Orang-orang yang memiliki self driving dibilang bermental driver. Sedangkan,
masih banyak kita jumpai manusia-manusia yang bermental passanger atau yang
hidupnya menumpang pada orang lain, tidak punya inisiatif, atau yang tidak
memiliki arah hidup. Menjadi seorang yang bermental driver tidaklah mudah dan
membutuhkan pelatihan.
Buku ini menjelaskan tentang self driving dan juga kiat-kiat menjadi
seorang bermental driver. Selain itu, buku ini juga menerangkan pentingnya
untuk membentuk sebuah bangsa yang berkarakter sebagai driver bukan passanger.
Menerangkan nilai kehidupan dan juga banyak materi-materi tentang pengembangan
diri seperti disiplin diri, berpikir kreatif, berpikir kritis, serta pola pikir
yang berkembang. Buku ini sangat cocok bagi kaum muda untuk belajar menjadi
seorang yang bermental driver dan juga para kaum tua untuk dapat mendidik
didikan-didikannya menjadi seorang driver agar dapat mengembangkan dan
memajukan bangsa tercinta kita ini.
Tentunya buku pengembangan diri sangat banyak kelebihannya. Selain
isinya yang sangat bermanfaat, buku ini pula diselipkan kisah-kisah menarik
yang dapat memotivasi para pembacanya. Juga diselipkan diagram-diagram dan
tabel yang dapat meringkas isi materi sehingga memudahkan para pembaca membaca
hal-hal umum yang penting. Namun, hal yang kurang dari buku ini adalah penataan
lampiran-lampiran kisahnya yang membuat para pembaca membolak-balikan halaman.
Sekar Nathasya
Hermawan
xii ipa 4
33
xii ipa 4
33
RESENSI NOVEL SUNSET & ROSIE
Judul :
Sunset & Rosie
Pengarang : Tere Liye
Editor/Penyunting
: Andriyati
Penerbit : Mahaka
Publishing
Tahun
Terbit : Cetakan ke-20, tahun 2017
Ukuran Dimensi Buku : 13.5 x 20.5 cm
Jumlah Halaman :
426 hlm
ISBN :
978-602-98883-6-2
Harga Buku :
Rp 64.000,00
Sunset & Rosie bercerita tentang makna
kehilangan, pengorbanan, dan kesempatan. Pada novel ini ada seseorang yang
bernama Tegar Karang yang selama 22 tahun hidupnya, ia habiskan bersama
sahabatnya Rosie. Rosie yang sudah dianggap sebagai sahabat juga keluarga bagi
Tegar, ia menghabiskan seluruh masa muda nya bersama Rosie. Hingga pada
akhirnya Tegar memiliki sebuah perasaan kepada Rosie. Tapi tegar tidak berani
untuk menyatakan perasaannya kepada Rosie. Hingga pada akhirnya Tegar
mengenalkan temannya yang bernama Nathan yang berniatan agar dapat menjadi
penghilang kecanggungan saat ia gagal mendapatkan hati Rosie. Tetapi perkenalan
mereka akhirnya membuahkan sebuah perasaan antara Rosie dan Nathan. Setelah dua
bulan mengenal satu sama lain Rosie dan Nathan pun akhirnya berjadian.
Mendengar bahwa Rosie dan Nathan menjadi sepasang kekasih Tegar yang patah
hatipun memutuskan menghilang dari kehidupan dua orang sahabat yang cukup
berarti dalam hidupnya. Kemudian Ia memutuskan untuk menyibukan diri dalam
kesibukan dunia pekerjaan, selama lima tahun ia terus berusaha berdamai dengan
masa lalunya. Bekerja tanpa kenal lelah dan tidur, seperti robot yang seolah
tidak bisa berhenti. Rosie dan Nathan memiliki empat anak yang
bernama Anggrek, Sakura, Jasmine, dan Lili. Siang itu, Rosie dan Nathan
datang ke apartemen Tegar ditemani bersama kedua anakmereka, Anggrek dan
Sakura.
Maka dimulailah awal semua konflik dalam novel
ini. Tegar terus menjalin hubungan dengan keluarga kecil bahagia Rosie, Ia
mendapat panggilan “om, uncle, paman Tegar yang Super” dari setiap anak
Rosie. Sampai pada hari dimana peristiwa pengeboman di Jimbaran itu terjadi dan
seketika merenggut seluruh kebahagiaan yang sebelumnya terpampang jelas wajah
mereka. Nathan meninggal dan di situlah muncul benih harapan dalam diri Tegar
mengenai kesempatannya terhadap Rosie. Rosie depresi, anak-anak nya terlantar,
bisnis keluarga berantakan. Hal itu lah yang membuat Tegar memutuskan untuk
membatalkan pertunangannya dengan Sekar, wanita yang sempat dicintainya setelah
Rosie, walau dengan pengertian dan pemahaman cinta yang berbeda. Tegar
memutuskan untuk memasukan Rosie yang depresi kedalam rehabilitasi dan
melanjutkan usaha resort keluarga Nathan. Sejalan dengan itu hubungannya dengan
Sekar pun kian merenggang. Sekar pun sukses pergi dari kehidupan Tegar.
Sampai akhirnya dimana Rosie kembali dari
rehabilitasi, memunculkan kesempatan yang dulu hilang, kesempatan yang dulu
sempat ia bayangkan
Novel yang sebelumnya berjudul “Senja Bersama Rosie” dan memiliki beberapa
perubahan dalam penekanan tokoh dan nama ini banyak mengandung nasihat bijak
yang dapat di ambil, yang paling terutama ditekankan adalah bagaimana seseorang
hendaknya tidak membuang atau melupakan masa lalu melainkan berdamailah. Sang
pengarang sukses mengemas dengan baik novel yang telah berjudul Sunset Bersama
Rosie ini.
Gaya bahasa yang digunakan oleh sang penulis tidak
terlalu berat namun juga tidak sepele. Gaya bahasa Tere Liye cenderung puitis
dan penuh makna tersirat yang mendalam. Dalam Novel ini, indahnya Gili
Terawangan digambarkan jelas oleh sang penulis, sehingga kita dapat
membayangkan dengan jelas tempat kejadian dalam cerita. Segala sesuatu di dunia
ini tidak luput dari kekurangan. Begitu pula dengan cerita yang dikarang oleh
Tere Liye ini. Beberapa kekurangan nyata nya adalah pada kesalahan pengetikan.
Ada sedikit kesalahan pengetikan dalam novel ini, misalnya pada halaman 44 “…
kau harus berganti mandi, pakaian, ti –…” seharusnya adalah berganti pakaian
dan mandi. Kekurangan lain adalah pada sosok tegar yang terkesan terlalu lemah
di awal, saat adegan Tegar menuruni Gunung Rinjani dan melewati tahun tahun
berat saat kehilangan kesempatan dengan Rosie. Dalam adegan itu seolah olah
Tegar seperti lemah layaknya perempuan yang patah hati, tidak ingat makan dan
minum.
Novel ini mengajarkan kita untuk memaknai arti
hidup dan kesempatan. Kesempatan tidak datang dua kali, sehingga sekalipun
takdir itu menyakitkan kita tidak perlu takut untuk membuat kesempatan.
Ihsan
Irfanto
XII
IPA 4
RESENSI BUKU “ANAK KOS DODOL LAGI”
IDENTITAS BUKU
Judul :
Anak Kos Dodol Lagi - "Catatan Mahasiswa Gokil"
Pengarang :
Dewi “Dedew” Rieka
Penerbit : Gradien Mediatama
Tahun Terbit :
2008
Jumlah Halaman : 208
SINOPSIS
Novel ini bercerita tentang pengalaman penulis
yang merupakan penghuni kosan dikota Djogja. Tidak hanya penulis saja yang ada
di dalam buku ini. Teman – teman penulis dan tokoh lainpun diceritakan oleh
penulis di dalam buku ini. Di dalam buku ini diceritakan bagaimana menjadi
seorang penghuni kos-kosan. Mulai dari keseruan, kesedihan, kekeluargaan,
percintaan, perkuliahan dan masih banyak lagi. Terdapat 21 cerita atau kisah yang
terdapat buku ini. Dimulai dari ‘I feel love in the air’ yang
bercerita tentang anak kos yang sedang dirundung sepi, karena disaat malam
valentine mereka harus berdiam diri di kosan mereka karena tidak memiliki
pasangan. Lalu ada ‘Hebatkah aku?’ yang bercerita tentang seorang anak kos
bernama Dewi yang mengikuti kegiatan rohis selama bulan ramadhan. Dewi
merupakan perempuan yang cerewet dan tidak tahu aturan. Tetapi dia mencoba
untuk berubah dengan mengisi hari-harinya selama bulan puasa tersebut dengan
kegiatan agama. Buku inipun ditutup dengan cerita yang menyentuh berjudul
‘tentang sebuah nama’ yang bercerita tentang Iis, sahabat Dedew yang hilang
saat mendaki gunung tertinggi di Jawa Tengah.
KELEBIHAN
Gaya bahasa yang digunakan oleh penulis dalam buku
ini mudah dimengerti oleh pembaca layaknya sebuah buku diary.
Hal itu membuat pembaca penasaran dan ingn membacanya sampai selesai. Cerita
dalam buku ini menarik. Sangat menghibur dan pembaca seperti masuk kedalam
kisah dalam buku ini. Alur ceritanya mudah untuk dimengerti.
KEKURANGAN
Susunan kata yang terdapat dalam buku ini banyak
yang tidak sesuai dengan kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
melenceng dari ‘Ejaan Yang Disempurnakan’. Banyak kata yang tidak baku didalam
buku ini, seperti kata – kata yang disingkat oleh penulis. Dan ada kata atau
kalimat vulgar yang menggangu saat membaca buku ini.
NILAI BUKU
Positif
Cerita di dalam buku ini mengajarkan kita untuk
saling menolong antara sesama manusia, ada didalam suka dan juga duka bersama
sahabat, selalu ingat dengan teman – teman yang dahulu bersama dan tidak
melupakan Tuhan.
Negatif
Ada beberapa cerita didalam buku ini yang
seharusnya tidak ditiru didalam kehidupan sehari – hari, seperti memukul orang,
membuka celana saat pintu kamar tidak tertutup dan menjahili teman.
Nama : Sedah Mirah K.H
Kelas
: XII IPA 4
IDENTITAS BUKU
Judul
: BUMI
Penulis :
TERE LIYE
Jumlah
halaman : 438
Penerbit : PT GRAMEDIA PUSTAKA
UTAMA
Alamat :
PENERBIT :KOMPAS GRAMEDIA
BUILDING Blok I Lantai 5 JL.
Kategori : Novel Remaja
Raib adalah seorang remaja putri berusia 15th. Dia hidup bersama
dengan kedua orangtuanya. Dia mempunyai 2 ekor kucing si putih dan si hitam.
Dia juga bersekolah seperti remaja kebanyakan dan mempunyai seorang teman dekat
bernama Seli.
Namun anehnya sesuai dengan namanya, Raib bisa menghilang. Dia bisa
menghilangkan dirinya sendiri hanya dengan menutup mata menggunakan kedua
tangannya.
Orangtuanya tidak pernah tahu dia bisa menghilang. Hanya saja
terkadang mereka merasa aneh saat tiba tiba dia muncul di hadapan mereka,
padahal sebenarnya dia berada di kamar. Tapi mereka tidak pernah mempermasalahkannya.
Sampai pada suatu hari dia di keluarkan dari kelas oleh Miss
Keriting (Selena), guru matematikanya. Karena dia lupa membawa buku PR nya.
Teman sekelasnya yang bernama Ali, yang terkenal aneh itu juga di keluarkan
dari kelas oleh Miss Keriting.
Waktu itu hujan turun begitu derasnya. Raib tidak mau terlihat oleh
Ali, iseng dia menutup mata dengan kedua tangannya. Saat itulah dengan sekejap
dia menghilang dan memulai perkenalannya dengan sosok tinggi kurus bernama
Tamus.
Kecelakaan yang menimpa Raib dan Seli sebelum klub menulis dimulai
itu membawa Tamus dan Selena terlibat pertarungan hebat sehingga harus memaksa
Raib, Seli, dan Ali melewati sebuah lorong hitam menuju tempat asing. Kota itu
bernama Tishri. Kota aneh dengan pakaian aneh serba gelap. Menu makanannya pun
gelap. Begitu juga dengan kamar mandinya. Jika kita mandi dengan air, di kota
ini kita mandi menggunakan udara! Di kota ini terlihat hamparan hutan. Tiang
tiang tinggi dengan puluhan cabang dengan ujung cabang balon besar dari beton.
Selena, Raib, Seli, dan Ali berjuang mengalahkan Tamus di kota ini.
Dengan bantuan beberapa penduduk asli kota ini yaitu sebuah keluarga kecil
beranggotakan Ilo, Vey, si sulung Ily, dan si bungsu Ou.
Ternyata Raib adalah pewaris klan bulan pertama yang di besarkan di
dunia tanah (BUMI). Dan Seli adalah pewaris klan matahari pertama yang berjalan
di atas BUMI. Mereka berdua memliki kekuatan yang mampu menandingi Tamus. Ali,
dia hanyalah makhluk tanah yang diam diam jenius. Mereka berjuang mengalahkan
Tamus yang ingin menguasai BUMI.
RESENSI BUKU NON FIKSI
NAMA: Nathania
Kelas: XI MIA 4/23
Identitas Buku
1.
Judul
Buku : Kuliah Jurusan Apa? Fakultas
Teknologi Pertanian Jurusan Ilmu Dan Teknologi Pangan
2.
Penulis : Chitra Savitri
3.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
4.
Tahun
Terbit : 2015
5.
Cetakan : Pertama
6.
Ukuran
Buku :
·
Lebar : 13,7 cm
·
Panjang : 20,2 cm
·
Tinggi : 1,7 cm
·
Tebal
Halaman: 94 halaman
7.
Harga : Rp 35.000,-
Serba Serbi Ilmu dan Teknologi Pangan
Buku ini
ditulis oleh Chitra Savitri, alumnus Teknologi Industri Pertanian, Institut
Teknologi Indonesia. Resign dari
dunia jurnalistik yang dicintainya, anggota komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis
(IIDN) ini beralih profesi sebagai penulis. Banyak buku yang sudah ditulisnya.
Mulai dari buku anak sampai buku dewasa. Adapun bukunya yang sudah terbit :
Buku anak: Masya Allah, Ciptaan Allah Yang Kecil Tapi
Ajaib; Kumpulan 15 Cerita Islamic Princess; Seri Anak Novel Marigold Girl
School; The Clave Band, dan masih banyak lagi.
Buku dewasa: Buku Antologi Seri Storycake For Your Life:
Nikmatnya Syukur; Seri Storycake For Your Life: Indahnya Tobat, dan masih
banyak lagi.
Pertama-tama, Ilmu dan teknologi pangan itu adalah
salah satu jurusan dari Fakultas Teknologi Pertanian yang penting untuk
memahami bagaimana suatu jenis makanan itu dibuat dan bagaimana dampaknya
terhadap kehidupan sehari-hari. Semua negara tak terkecuali Indonesia, urusan
pangan pasti menjadi nomor satu. Karena, Manusia hidup dari makanan, oleh karena
itu, ilmu ini sangat penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Dengan adanya
pangan harus didukung pula dengan ilmu dan teknologi pangan. Dengan adanya ilmu
dan teknologi pangan dapat memperoleh manfaat seoptimal mungkin, sekaligus
dapat meningkatkan nilai tambah dari pangan tersebut. Oleh karena itu, para
lulusan Ilmu dan Teknologi Pangan, sangat dibutuhkan oleh suatu negara.
Dengan buku “Kuliah Jurusan Apa? Fakultas
Teknologi Pertanian Jurusan Ilmu Dan Teknologi Pangan” yang harganya sangat
ekonomis ini , dapat membantu mendorong lahirnya lulusan-lulusan Ilmu dan
Teknologi Pangan. Lulusan - lulusan Ilmu dan Teknologi Pangan yang sangat
dinantikan untuk memajukan dan memberi
inovasi terhadap pangan suatu negara. Buku ini sangat cocok untuk mereka yang
memiliki minat atau rasa ingin tahu terhadap jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan.
Selain itu, buku ini juga sangat membantu mereka untuk mendapatkan gambaran
mengenai kuliah di jurusan Ilmu dan Tekonolgi Pangan. Karena, buku yang terdiri
dari 4 bab materi ini mencakup semua yang berhubungan dengan jurusan Ilmu dan
Teknologi Pangan. Semuanya lengkap dibahas mulai dari mata kuliah, hingga
peluang karir jika sudah menjadi alumni. Bahkan, penjelasan tentang apa itu
ilmu teknologi pangan juga dijelaskan secara gamblang, ada gambaran apa saja
yang akan dilakukan sebagai mahasiswa Ilmu Teknologi Pangan. Sampai tidak lupa
juga aneka mata kuliah dan praktikum, segala laporan praktikum yang harus
dibuat. Buku ini juga dilengkapi dengan tips menentukan tempat kuliah beserta
daftar perguruan tinggi se-Indonesia sampai perguruan tinggi di luar negeri
yang memiliki jurusan ini di fakultasnya.
Kelebihan lainnya, buku ini dilengkapi dengan
ilustrasi gambar yang mempermudah pembaca untuk segera memahami maksud isi
buku. Dengan gaya penulisan yang popular atau modern membuat buku yang memiliki
94 halaman ini ringan dibaca. Bahkan buku ini menjelaskan cara mengolah bahan
pangan, disertai resepnya juga lho.
Selain banyak kelebihannya, ada juga beberapa
kekurangan dalam buku ini. ilustrasi
gambar yang terdapat dalam buku ini berwarna hitam-putih, sehingga kurang bagus
dipandang. Dalam buku ini juga, tidak dijelaskan berapa besarnya nilai yang
diperlukan untuk masuk ke jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan.
Tetapi, secara keseluruhan buku ini sangat
bermanfaat bagi para calon mahasiswa/i Ilmu dan Teknologi Pangan. Buku ini
memberi gambaran kuliah Ilmu dan Teknologi Pangan dan juga membantu calon
mahasiswa agar tidak salah memilih jurusan dan tempat kuliahnya.
Dhea Ramadhani
XII MIA 4
Identitas Buku
Judul buku :
Nasional.Is.Me
Penulis : Pandji
Pragiwaksono W.
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun terbit : 2012
Tebal : 144
halaman
Ukuran: : 205 x 130 mm
Harga :
Rp.54.000,00,-
Bukan Satu, Harusnya:
Bersatu
Pandji Pragiwaksono atau yang santer disapa Mas Pandji di
kesehariannya lahir di Singapura pada 18 Juni 1979. Ia merupakan seorang
penyiar, presenter, penulis, aktor, rapper, vlogger, serta pelawak tunggal.
Dengan segenap bakatnya yang luar biasa, Pandji seringkali ‘menyelipkan’
pemikiran nasionalisnya melalui karya-karyanya. Mengawali karir sebagai seorang
penyiar radio swasta di Bandung, Pandji, yang kala itu masih menginjak bangku
perkuliahan di Institut Teknologi Bandung dengan status mahasiswa fakultas Seni
Rupa dan Desain, beranjak melejit namanya semenjak pertama kali muncul di salah
satu program televisi gawangan sebuah stasiun televisi swasta. Dikarenakan
kemampuan komunikasinya yang baik serta pola pikir unik yang seakan ‘melawan
arus’ masyarakat, ia kemudian semakin aktif bergerak membangkitkan semangat
para pemuda dan pemudi Indonesia lewat beragam lagu maupun tulisan yang
meskipun terkesan modern, tetapi tetap memiliki rasa kejiwaan di dalamnya.
Nasional.Is.Me merupakan karya pertama dari tiga judul buku memoar ciptaan Pandji
lainnya, yaitu Merdeka Dalam Bercanda
dan Berani Mengubah. Selain itu, ia
juga turut menghasilkan sejumlah buku yang mengangkat isu seputar kehidupan
pemuda dan terkadang memiliki sisi humor yang mampu membuat banyak kalangan
muda Indonesia mudah tertarik dengan semua koleksi karangan miliknya, seperti
pada Menghargai Gratisan, Indiepreneur, How I Spend 1000 CDs in 30 Days, dan Menemukan Indonesia.
Seiring berkembangnya stigma negatif masyarakat kepada bangsa
Indonesia kini, Pandji, secara lugas mengawali kisah perjalanan Nasional.Is.Me dengan narasi singkat
mengenai awal mula bagaimana ia dapat meraih kembali optimisme terhadap masa
depan Indonesia yang lambat laun bagaikan menguap begitu saja dari diri
masing-masing pribadi masyarakat. Pembawaan santai disertai kemasan materi yang
sengaja dibuat ringan membuat buku ini tidak hanya cocok apabila ditargetkan
mencapai pasar pembaca golongan tingkat mahasiswa ke atas saja, tetapi anak
setingkat sekolah menengah pertama pun masih bisa memahami intisari dari apa
yang hendak disampaikan penulis lewat kalimat-kalimat pemicu gelora
non-provokatif andalannya.
Di pertengahan bab, Pandji bahkan sempat merincikan beberapa
pengalamannya sewaktu pergi mengunjungi kota-kota kebanggaan Ibu Pertiwi. Dari
menyicipi kuliner nusantara yang jarang sekali terjamah oleh sorotan media,
menyusuri desa-desa terpencil sekaligus mampir sejenak untuk menggali
kebudayaan adat setempat, mengunjungi benteng Fort Rotterdam tempat Pangeran Diponegoro diasingkan sepanjang
hidupnya, sampai menelusuri riwayat tersembunyi dibalik situs-situs bersejarah
yang tak kalah menarik diketahui. Pengolahan kata yang apik ditambah kumpulan
foto hasil jepretan kamera penulis menjadikan pembaca seakan-akan dibawa serta
menyaksikan hal-hal menakjubkan yang ditemui Pandji menggunakan mata kepala
mereka sendiri.
Namun, perlu dipahami bahwasanya Nasional.Is.Me
tidak sepenuhnya menganut konsep kebangsaan. Terdapat intrik-intrik kecil
yang lazim ditemui pada kehidupan sehari-hari menghiasi tiap-tiap subbab selayaknya
sebuah bacaan yang marak dikonsumsi selagi mengisi waktu luang. Bagi
orang-orang tertentu, buku ini mungkin bisa terkesan amat menyenangkan,
terutama menyangkut serangkaian bahasa asing yang sengaja dibubuhkan penulis
agar memperjelas empasis. Satu hal yang boleh jadi membekas di benak pembaca
adalah sepenggal kalimat yang menggambarkan kisah Pandji semasa menyicipi dunia
sekolah menengah atas: “Bagi saya, ini justru pendewasaan. Lebih baik kita
mengenali perbedaan, tapi tidak menjadikannya masalah. Daripada demi hilangnya
masalah, perbedaan itu disamaratakan. Dijadikan satu.”
Karya pertama dari tiga memoar ciptaan Pandji Pragiwaksono ini
sejatinya sangat dianjurkan teruntuk mereka yang sampai sekarang belum
menemukan “Indonesia” versi mereka pribadi. Harga yang lumayan terjangkau
justru mempermudah siapa saja untuk mengaksesnya di toko-toko buku terdekat.
Lewat Nasional.Is.Me pembaca diajak
berkarya demi masa depan bangsa, menjadi pemuda pencetus perubahan dan bukan
hanya menuntut perubahan. Hiduplah Indonesia Raya.
Kamila
Alifia Imanuddin
Kelas XII
IPA 4
Absen 17
Resensi
Identitas
Buku
Judul : My
True Love Gave to Me
Editor : Stephanie Perkins
Penerbit
: Macmillan Children's Books
Tahun terbit :
2014
Tempat terbit :
United States
Kategori : Young
adult fiction
Jumlah halaman : 325
halaman
Ukuran : 14 x 21 x 2.3 cm
Harga : Rp148.000,00
Buku ini merupakan buku antologi cerpen yang
ditulis oleh 12 penulis terkenal dari genre young
adult. Sampul buku ini terlihat sangat menawan dengan perpaduan warna yang girly, yang dapat menarik perhatian kaum
perempuan. Akan tetapi, jika dilihat dari sisi harga, cukup merogoh kantong
bagi pelajar seperti saya yang belum berpenghasilan.
Buku ini mengangkat tema romansa di musim dingin
dengan suasana yang indah dan hangat. Alur yang digunakan dalam buku ini adalah
alur maju. Bahasa yang digunakan dalam buku ini umumnya ringan, namun ada
beberapa cerita yang bahasanya sedikit sulit dimengerti, sehingga membuat para
pembaca harus berpikir sejenak untuk bisa memahami cerita tersebut. Sudut
pandang yang digunakan masing-masing penulis berbeda-beda, tetapi sudut pandang
orang pertama lah yang paling mendominasi.
Masing-masing penulis memiliki karakter yang khas
dalam menuturkan ceritanya. Cerita yang menjadi favorit saya dalam buku ini
adalah cerita pertama, yaitu Midnights yang ditulis oleh Rainbow Rowell.
Menurut saya, cerita ini sangat pas dijadikan pembuka dalam buku ini. Tokoh
dalam cerita digambarkan netral, tidak ada yang berwatak antagonis, maupun
protagonis. Namun, cerita tersebut tidak membosankan. Konflik yang disuguhkan
ringan, namun alur tetap mengalir tenang, sehingga cerita tersebut lebih terasa
realistis. Sangat disayangkan, terdapat satu cerita dalam buku ini yang
mengandung unsur LGBT. Hal ini tentu
saja tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di negara kita.
Secara keseluruhan, saya memberikan penilaian
terhadap buku ini 7/10. Walaupun penulis-penulisnya datang dari latar belakang genre young adult, rasanya buku ini
kurang menyentuh hati sehingga tidak melekat dan mudah terlupakan begitu saja.
Ekspektasi saya tidak sesuai dengan yang saya dapatkan setelah selesai membaca
buku ini. Mulai dari desain sampulnya yang menarik, sampai penulis-penulisnya yang
sudah tidak asing lagi didengar oleh para penggemar buku bergenre young adult, saya menaruh harapan
yang tinggi terhadap buku ini. Namun, buku ini boleh dibaca sebagai pengisi
waktu luang atau sebagai penghilang penat di hari yang melelahkan.
Ris Raihan Felim
XII MIA 4
Resensi
Judul buku: Burung Rantau Pulang ke Sarang
Pengarang: Teuku Azhar Ibrahim
Penerbit: Bandar publishing
Halaman: 355 halaman
Harga: Rp 64.000
Buku ini berisi tentang cinta dan pengorbanan, kesabaran dan
penantian yang digambarkan dengan sangat islami. Bahasa yang digunakan sedikit
banyak memakai bahasa daerah Aceh. Terutama penggunaan nama dan istilah-istilah
yang di ungkapkan penulis. Bacaan yang agak berat namun dapat membuat penasaran
pembacanya. Latar yang terdapat dalam buku ini seputar kehidupan
Dayah(pesantren) di kaki gunung Seulawah(Aceh).
Gambaran tentang kehidupan keluarga Teungku Chik Dayah Seulawah yang
mempunyai istri bernama Po Cut Nyak, anak-anaknya Meutia, Hamzah serta abang
tirinya Chitwoa yang lahir dari istri pertama Teungku Chik saat di Tiongkok.
Meutia sempat tidak bisa menerima kehadiran Chitwoa karena ia merasa sudah
dibohongi oleh abu, panggilannya untuk ayahnya. Di sisi lain Chitwoa
bertanya-tanya mengapa Teungku chik yang notabenenya bijak itu menyia-nyiakannya
dan ibunya di Tiongkok. Bibi Halima, yang membesarkan dan merawatnya pun tidak
pernah menceritakan tentang ayah kandungnya, Teungku Chik.
Di tengah prahara yang meliputi Dayah Seulawah, Gam Manyak, murid
kepercayaan Teungku Chik, berhasil mendapatkan cinta suci Meutia yang merupakan
incaran dari kebanyakan santri-santri Dayah Seulawah. Pernikahan Gam Manyak
dengan Meutia diumumkan usai shalat jumat. Walaupun Meutia merupakan putri
Teungku Chik, namun tidak ada arak-arakan kemewahan menyambut hari sacral
tersebut. Kenduri hanya memotong dua ekor kambing. Demikian juga mahar yang
diberikan oleh Gam Manyak kepada Meutia hanya sebuah cincin seharga tiga keping
uang emas. Kisah percintaan mereka sarat dengan pengorbanan.
Permulaan bulan Dzulqaidah saat itu, Teungku Chik telah sampai di
Mekah, dengan niat haji wada’ sekaligus untuk menjenguk putranya, Hamzah, yang
telah merantau menuntut ilmu selama sepuluh tahun lebih. Ia mencari sampai ke
pelosok-pelosok kota dan bertanya tentang keberadaan anak kebanggaannya itu.
Orang-orang yang menuntut ilmu ke Mekkah biasanya tak puas hanya menimba ilmu
di negeri tempat turunnya wahyu itu. Diperkirakan bahwa Hamzah pergi ke
Samarkhan. Ternyata di Mekah, Hamzah dikenal dengan nama Asfur, bukan Hamzah.
Ia dinamai begitu karena cara bicaranya yang agak cepat. Arti Asfur itu sendiri
adalah burung pipit. Selama di perantauan Asfur bergabung dengan kabilah Kaab
Bin Zahir, seorang penyair yang membela Rasulullah. Keadaan Teungku Chik kian
hari semakin payah seiring dengan usianya. Akhirnya kedatangan Asfur alias
Hamzah yang ditunggu-tunggu telah tiba. Namun Teungku Chik sudah terkulai lemah
di pembaringan. Hamzah berlutut dihadapan ayahnya,merangkul tubuh lemah Tengku
Chik , airmatanya menetes, haru dan rindu yang mendalam. “Hamzah…, pulang nak
……!” seru Teungku Chik dan rangkulannya pada Hamzah pun terlepas. “ La ila ha
ilallah” bisik putranya dan ia mengeja ucapan tersebut. Beberapa waktu kemudian
meninggallah Teungku Chik. Hanya tangisan menyesakkan yang tersisa di dada
Hamzah. Setelah jenazah Teungku Chik dimakamkan, ia pulang ke Dayah Seulawah.
Prahara di Dayah ternyata kian merumit seperginya Tengku Chik ke Mekah. Chitwoa
atau Asad, mengusir Meutia dan Gam Manyak. Setibanya Hamzah di Dayah Seulawah,
ia tidak menemukan siapa-siapa. “Ah.. makhluk apa yang telah membawa lari
penduduk dayah? Atau mereka burung-burung rantau pulang ke sarang? Tapi adikku
di sini sarangnya. Aku akan menunggu, setiap yang pergi pasti akan pulang.”
Komentar
Posting Komentar