Ahmad Haris (01)
XI MIPA 5
XI MIPA 5
SURAT
KENANGAN UNTUKNYA
Kutuliskan
kenangan tentang
Caraku menemukan dirinya
Tentang apa yang membuatku mudah
Berikan hatiku padanya
Caraku menemukan dirinya
Tentang apa yang membuatku mudah
Berikan hatiku padanya
Takkan habis sejuta lagu
Untuk menceritakan cantiknya
Kan teramat panjang puisi
Tuk menyuratkan cinta ini
Untuk menceritakan cantiknya
Kan teramat panjang puisi
Tuk menyuratkan cinta ini
Tapi…
Sekarang
engkau pergi meninggalkanku
Tak
kusangka kau jadi seperti ini padaku
Kau
begitu muak dengan ku
Aku
berpikir bahhwa “apakah salahku selama ini?”
Biar..biar langit yang membela
Awan mendung hujan kan tiba
Namun setelahnya pasti datang pelangi yang
menghibur dunia
Selamat jalan kekasih…kau masih akan terus ku
kenang.
Annisa Fitriyah (05)
XI MIPA 5
Pagi Hari
Pagi hari burung bernyanyi riang
Di dahan menyambuk mentari pagi
Mereka bersahutan senang
Dibarengi udara sejuk embun pagi
Langit bersih berawan terang
Angin lembut berhembus
Gemercik air mengalir halus
Suasana terang membuat hati
tenang
Lembayung Senja
Berlari-lari ria kaki
kecilnya menari
Jemari mungil mengatup,
tawa riang menanti
Dihirupnya semilir
angin yang mencoba menggelitiki
Senyumnya mengulas,
rasa hati mensyukuri
Anak itu
diam terpaku
Berpangku
cahaya yang mencerahkan sanubari sendu
Lembayung
senja seakan memberi harapan baru
Tentang
hari depan yang menunggumu
Oh TuhanKu..
Tak henti mulut ini
mengucap syukur padaMu
Dan hati ini bersukaria
berseru-seru
Berterima kasih atas
segala sesuatu
Untuk lembayung senja
yang mengingatkanku akan kebesaranMu
Aurelle
Emmanuelle Yosephine Tampubolon
XI MIA 5/06
Alam
Hancur
By: Ayas Kalyana
By: Ayas Kalyana
Angin berhembus…
Cahaya matahari menyinari dengan
terang…
Suara merdu dari kejauhan…
Begitu indahnya suasana ini…
Tetapi…
Sekarang
angin panas berhembus…
Suara
merdu berubah menjadi suara mesin…
Begitu hancurnya
alam ini…
Sayang sekali…
Betapa serakahnya orang-orang ini…
Alam yang indah menjadi hancur…
Alam yang hancur menjadi utang
masa depan
Air
Air
Sang pembawa kehidupan
Kau bagaikan setitik
intan
Di tengah lautan
Air
Kau
mengalir
Suaramu
mendesar-desir
Menembus
ribuan batu
Berlari
menuju tujuan mu
Air
Kau bagaikan berlian
Memberi kami kehidupan
Menolong makhluk
ciptaan Tuhan
Menafkahi
jutaan insan
Air
Sekarang kau telah ternodai
Oleh tangan-tangan jahat
Kau disiksa, mati
Hai
makhluk bumi!
Jagalah
mutiara biru mu
Agar
ia tetap lestari
Memberi
secerca harapan kehidupan mu
Gabriella Caryn Nanda/XI MIPA 5/13
“Kalau”
Chiffia Hana Syabina (09)
XI MIPA 5
Kalau kita bisa bertemu
Mengapa kita lebih memilih untuk menyalahkan jarak?
Kalau kita bisa bicara
Mengapa kita lebih memilih untuk
diam dan saling menatap dari kejauhan?
Kalau kita bisa saling memiliki
Mengapa kita lebih memilih untuk menunggu?
Kalau aku dan kamu bisa menjadi
kita
Mengapa tak kita wujudkan
sekarang?
Buku
Karya : Eugenius
Darryl
Buku....
Sarana penuntut ilmu
Mengajar tanpa pandang bulu
Seperti guru yang bisu
Dirimu masih
diperlukan
Dalam setiap
pelajaran
Yang selalu kami jalankan
Di SMA enam lapan
Buku...
Engkaulah teman setiaku
Dimanapun ku melihatmu
Disitulah
kenanganku
Nama: Fadilah Java Putra
Kelas : XI IPA 5
Nelayan
Hebat
Aku menatap cakrawala luas itu
Di dalam pandangan ku, cendawan putih itu terbentang
Angin pun menerpa lembut tubuhku
Apa yang kulakukan, itu untuk keluargaku dan alam ini
Ketika
piringan jingga itu mulai menghilang
Aku
pergi bersama sampanku
Sampan,
dayung, jarring, lautan, itulah sahabatku
Pergi
keman banyaknya kekayaan alam tersimpan
Diriku dan sampanku memecah kerasnya ombak
Menarik layar, mencari arah, dan menuju tempat itu
Melawan ombak, Angin yang sulit dikendalikan, ialah
tantanganku
Demi mencari kekayaan laut yang tersimpan didalamnya
Begitu
hebat ciptaan-Nya
Sepatutnya
kami dan bangsa ini menjaga ciptaan-Nya
Dari
tangan-tangan nakal yang berusaha
Mementingkan
dirinya sendiri
Gusti Ayu Putu Rawi Rochildi
XI MIPA 5
Pengorbanan
Tanah itu sunyi
Hening tak berbunyi
Mereka telah pergi
Meninggalkan tanah ini
Meninggalkan kami
Meninggalkan dunia ini
Darah telah mereka tumpahkan
Jiwa telah mereka korbankan
Raga telah mereka ikhlaskan
Tubuh telah lebur dengan tanah
Demi kami
Demi tanah ini
Demi bangsa ini
Demi Indonesia
Tanah itu sunyi
Hening tak berbunyi
Mereka telah pergi
Meninggalkan tanah ini
Meninggalkan kami
Meninggalkan dunia ini
Darah telah mereka tumpahkan
Jiwa telah mereka korbankan
Raga telah mereka ikhlaskan
Tubuh telah lebur dengan tanah
Demi kami
Demi tanah ini
Demi bangsa ini
Demi Indonesia
Kosong
Kosong…
Kertas ini awalnya kosong
Tidak tahu harus diisi apa
Layaknya seorang bayi yang baru lahir
Hatinya kosong dan suci
Kertas ini sekarang kotor
Sudah terisi berbagai tulisan
Layaknya seorang manusia saat ini
Hatinya kotor tak lagi peduli
sesama
Kosong…
Ichsan Ghifari XI MIPA 5 -
RINDU
Oleh Laksmiwati Nabila
Aku telisik malam dengan mengenang lampau
Menghibur hati yang terusik olehmu
Sekedar mengingat wajah oriental dengan mata sayu
Hampir tak sadar, hilang akal melambung
Aku ingat kala kita kecil dulu, bermain dengan lincah
Aku tak sengaja lukai tangan mu hingga memerah
Apakah membekas? Aku harap amarahmu membara
Agar kamu tak menghilangkan aku dalam asa
Ingatlah aku walau keburukan melanda
Agar risau rindu ku tak sesak di dada
Ingatlah aku walau sejenak
Agar kerinduanku berbuah sajak
Oleh Laksmiwati Nabila
Aku telisik malam dengan mengenang lampau
Menghibur hati yang terusik olehmu
Sekedar mengingat wajah oriental dengan mata sayu
Hampir tak sadar, hilang akal melambung
Aku ingat kala kita kecil dulu, bermain dengan lincah
Aku tak sengaja lukai tangan mu hingga memerah
Apakah membekas? Aku harap amarahmu membara
Agar kamu tak menghilangkan aku dalam asa
Ingatlah aku walau keburukan melanda
Agar risau rindu ku tak sesak di dada
Ingatlah aku walau sejenak
Agar kerinduanku berbuah sajak
Lutfiana Hasibuan
XI-MIA-5
Kaktus
Aku
Adalah makhluk gurun
Duri tajamku
Kulit tebalku
Seharusnya melindungiku dari hawa
panas
Akan tetapi
Di sinilah aku berada
Di dataran tinggi bersuhu dingin
Jauh dari teriknya mentari padang
pasir
Sungguh sebuah miskonsepsi
Kelinci
By:
Mariyah
Kelinci...
Banyak orang melambangkan
kupingmu sebagai “Playboy”
Namun semuanya tampak berbeda
Mulai dari..
Matamu yang indah
Hidungmu yang mungil
Gigimu yang khas, 2 besar
terlihat
Kaki tanganmu yang lincah berlari
kesana kemari
Bulumu yang lembut menyenangkan
hati orang yang menyentuhmu
Itu semua bertentangan dengan
kekhasan playboy
Mifzaldin
Akbar Al-Kautsar
XI MIPA 5
Pohon
Pohon…
Engkau
memberikan oksigen bagi kami
Oksigen yang
susah kami dapati
Kesana
kemari kami mencari
Tapi hanyamu
lah penyuplai kami
Hidup tanpa oksigen darimu
Sama sajalah kami mati
Oleh karena itu pemuda
pemudi
Marilah menanam untuk
negeri ini
Muhammad Dante
XI MIPA 5
Udara Penting
Udara
Kau adalah angin yang kami rasakan
Kau itu penyalur oksigen kami
Tetapi sekarang udara
Sudah dicampur oleh zat – zat lain
Udara
Kalau
kau tiada, kami juga tiada
Jadi
kita harus menjaga udara
Agar
bisa merasakan
Udara
segar kembali
Sahabat Sejati
Oleh:M Fikri Almas
Kelas:XI IPA 5
Saat suka dan duka
Kita selalu bersama
Saat cobaan menghadang
Hanya kau yang memberi
perhatian
Saat yang lain
meninggalkan
Kau tetap disini untuk
menenangkan
Nafa Ariesa Evani
XI MIPA 5
Hujan Tengah Malam
Langit malam nan gelap
Tertutup awan nan tebal
Bintang pun tak mampu
memancarkan sinarnya
Udara dingin menyerbak
Rintik demi rintik
hujan mengantam bumi
Malam
ini malam yang seram
Suasana
berubah kelam
Kala
petir juga kilat bersahutan
Di balik jendela
Gadis kecil meringkuk
ketakutan
Di bawah selimut
tebalnya
Menunggu sang surya
datang
Najwa Farah
XI MIPA 5
XI MIPA 5
Lautku
Air bergerak
begitu perlahan, begitu sunyi
Tak
mengganggu percakapan 2 ekor burung
Berterbangan
kesana kemari membawa kabar bahagia
Menimbulkan
sukacita bagi yang mendengarnya
Ikan-ikan berenang kagum
Melewati terumbu karang yang
berwarna-warni
Tertanam indah di bawah sana
Menjadi surga bagi penghuninya
Itulah
lautku, laut kita
Cipta Yang
Maha Kuasa
Dunia Kami
Oleh: Nikita Kusuma
XI IPA 5
Inilah
dunia kami wahai hawa
Yang lidah
kalian kata lebih mudah
Dunia kami
harus bekerja
Terus
bersaing sampai puncak
Lidah
kalian kata hanya hawa
Hanya
hawa dan harta ambisi kita
Tapi
lidah kalian telah salah
Lebih dari hawa pikiran kita
Bola
kehidupan yang menggariahkan
Ini lebih
dari sekedar permainan
Permainan
yang menyatukan seluruh dunia
Di mana
kita menjadi pejuang 90 menit
Sepotong
teknologi mutakhir
Tidak
hanya kami pakai dan mainkan
Kami
dorong sampai batasnya
Di
penyatuan kerjasama gim dan MOBA
Itulah
dunia kami wahai hawa
Wahai hawa
yang berhembus
Dan berkata
hidup kami lebih mudah
Tidak
semudah yang kalian hembuskan
Kami
bekerja demi nafkah
Mimpi
dan ambisi kami korbankan
Demi
masa depan bangsa dan negara
Itulah
dunia pria.
Omar Muchtar Ridho
XI MIPA 5
XI MIPA 5
Matilah
di Hatiku
Pergi !
Pergi dan jangan pernah kembali !
Aku benci bila harus terus mengakui
Bahwa aku masih mencitaimu
Pergi dan jangan pernah kembali !
Aku benci bila harus terus mengakui
Bahwa aku masih mencitaimu
Matilah dalam hatiku
Sirnalah dalam pikiranku
Aku bersumpah
Tidak ada yang bisa lebih mencintaimu selain aku.
Sirnalah dalam pikiranku
Aku bersumpah
Tidak ada yang bisa lebih mencintaimu selain aku.
Matilah dalam logikaku yang paling dalam
Matilah bersamaku yang mencintai kamu
Hingga kelak, tidak ada lagi aku yang mencintai kamu
Tidak ada lagi kamu yang benci aku
Dan tidak ada lagi cinta antara aku dan kamu
Matilah bersamaku yang mencintai kamu
Hingga kelak, tidak ada lagi aku yang mencintai kamu
Tidak ada lagi kamu yang benci aku
Dan tidak ada lagi cinta antara aku dan kamu
Langit
Biru
Patricia Felia
Patricia Felia
Melihatmu di awal ketakutanku
Menghadapi segala yang baru
Mendapat kesempatan mengenalmu
Di luar kuasaku
Entah apa yang kau beri
Hingga sebuah rasa merasuki diri
Mengalir dalam nadi
Sesuatu yang murni
Pada hatimu ku terjatuh
Pada tingkahmu ku terpaku
Pada tawamu yang ku mau
Wahai langit jiwaku
Guruku
Sachi Emelin Carissa
XI MIPA 5
Hari demi hari berlalu
Ilmu bertambah seiring waktu
Hadirnya para guru
Membuka pelita dalam hidupku
Setiap hari engkau mendidik kami
Mengajari kami apa itu pendidikan
Membuka wawasan kami
Jendela dunia dan ilmu
pengetahuan
Kami generasi penerus bangsa
Belajar untuk meraih cita-cita
Terima kasih guruku tercinta
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa
RINDU?
Karya: Sandini Rizki Nurbaiti
Karya: Sandini Rizki Nurbaiti
Rindu?
Aku rasa, itu bukanlah aku
Aku ini tidak suka merasakan rindu
Aku ingin bertemu, walau tak setiap waktu
Aku rasa, itu bukanlah aku
Aku ini tidak suka merasakan rindu
Aku ingin bertemu, walau tak setiap waktu
Rindu?
Ku kira kau juga begitu
Tak suka merindu
Karna kan membuatmu menunggu
Ku kira kau juga begitu
Tak suka merindu
Karna kan membuatmu menunggu
Rindu?
Apa itu rindu?
Apa itu berguna untukmu?
Nanti kan kutanya padamu
Apa itu rindu?
Apa itu berguna untukmu?
Nanti kan kutanya padamu
Setidaknya aku akan meluangkan
waktu
Dan perlahan menghilangkan rasa rindu
Untuk nantinya kita kan bertemu
Kutunggu kau, rinduku
Dan perlahan menghilangkan rasa rindu
Untuk nantinya kita kan bertemu
Kutunggu kau, rinduku
Sherena Athadi Gayo
XI IPA 5
Sungai
Oh sungai…
Dahulu aku sering bermain denganmu
Tetapi saat ini semua berubah
Airmu yang jernih sekarang menjadi cokelat pekat
Dengan sampah yang mengambang diatasnya
Oh sungai…
Jika manusia manusia ini
Tidak membuang sampah kepada mu
Kau akan membuat negara ini
Menjadi lebih indah
Nama : Suci anastasya
Kelas : XI-MIPA-5
Pesan
untuk Senja
Langit mulai berubah menjadi jingga
Penat tenggelam di samudera raya
Kuberlari hanya untuk senja
Mencari senja tiada henti
Sore…
Kuucapkan
untukmu
Senja…
Akan
tutup harimu
Aku.
Suka.
Senja.
Walau
teriakku mengguncangkan ombak
Senjaku
selalu setia mendengarkan.
Tak apa jika Sunyi dan sepi
menyelimuti diriku
Asal ada
senja di sampingku.
Tania Thirzalia
XI MIA 5
PUKUL DUA
Di akhir senja
Dari enam ribu bahasa
Tidak ada kata sampai jumpa diantara kita
Ditemani langkah kaki yang menjauh
Rintik hujan yang mulai jatuh
Tanpa ada tempat berteduh
Pertanda akan datang gemuruh
Malam itu,
Aku tidak tidur
Pukul dua dini hari
Pikiran enggan berhenti
Berteman dengan sunyi
Dan rindu menolak pergi
Angela Marietha
XI MIPA 5
XI MIPA 5
GELISAH
Gelap malam penuh kesunyian
Lamunan jauh menerawang angkasa
Membukakan pintu-pintu mimpi
Menyibakan tirai-tirai kegalauan jiwa
Lamunan jauh menerawang angkasa
Membukakan pintu-pintu mimpi
Menyibakan tirai-tirai kegalauan jiwa
Bias keremangan memudarkan kasih
Memutar hati menguak arti ilusi
Memedarkan beribu warni cahaya
Membayang menjauh dari arah cita
Memutar hati menguak arti ilusi
Memedarkan beribu warni cahaya
Membayang menjauh dari arah cita
Katak merengek ikut meresah
Menggugah hati kala gelisah
Air hujan menetes berduka
Membasah bumi ikut bersedih
Menggugah hati kala gelisah
Air hujan menetes berduka
Membasah bumi ikut bersedih
Hanifa
Ariana
XI MIPA 4
Puisi
Senja
Pukul
5 sore,
Langit
mulai menggelap
Cahaya
matahari mulai menghilang
Sinarnya
kian meredup
Jingga
ialah warnanya
Sejuk
ialah rasa yang ia berikan
Indah
rasanya
Dapat
mengagumi pemandangan ini
Setiap
harinya
Ingatlah Kawan
Ingatlah kawan
Setiap emosi pasti menyimpan amarah
Setiap langkah pasti mengandung rasa
lelah
Setiap dendam pasti terasa gundah
Dan setiap saat pasti kita dihadang
masalah
Tetapi ingatlah kawan
Kertas putih yang tercoret pasti bisa
terhapuskan
Pelangi yang indah muncul setelah hujan
Dan nasi yang telah menjadi bubur pasti
menyimpan kenikmatan
Maka ingatlah kawan
Seberat apapun permasalahanmu
Jalanilah hidup dengan senyum di
wajahmu
Karya : Rifa Nadya
Syahira
XI MIA 5
Komentar
Posting Komentar