PUISI LITERASI XI MIPA 2
Ternodainya Keindahan Dunia
Oleh: Muhammad Tito P
Hai adik kecil…
Tahukah engkau keindahan akan dunia?
Tahukah engkau keburukan akan dunia?
Ohh… adik kecil
Aku tak tega dik…
Tak tega kamu ternodai
Ternodai oleh jahatnya dunia
Tak tega kepolosanmu akan menjadi kebencian
Adik kecil…
Lihatlah dunia sedang menunggumu
Menunggu untuk kau mainkan
Waktu Hidupmu
Oleh: Botefilia Maharani
Selama ini, waktu hidupmu
Telah kau gunakan untuk apa?
Untuk menuntut ilmu,
Atau hanya untuk bermain belaka?
Jangan menyesal!
Pergunakan sisa hidupmu sebaik-baiknya
Agar waktu hidupmu selama ini
Tidak terbuang sia-sia
Sahabat
Oleh : Syehu Izmazul Adam
Sahabat bukan sementara tapi selamanya
Bukan tuk dimusuhi tapi tuk disayang
Bukan hanya saat itu tapi dimana-mana
Sampai tidak bernafas lagi
Bagaikan mata dan tangan
Tangan terluka, mata menangis
Mata menangis tanganlah yang akan menghapus air mata itu
Saling melengkapi
Pendekar Lemah
Oleh : Aditya Rizky Prayuda
Kurus kering dan basah diri
Keringat mengucur deras menyusun papan
Bekerja sendiri sambil mendidik anak di rumah panggung
Pendekar lemah
Membunuh hal biasa dulu kala
Menginjak yang salah itu hal wajar saja
Kini wajahmu membayang seperti raja
Tinggal cerita pendekar lemah
Berguru tanpa bersua
Dengan ayat Allah mendo’akan keselamatanmu
Kau telah mati di dunia ini
Namun kau tetap hidup dalam sejarah kami
Pendekar lemah
DUNIA GEMERLAP
Oleh : Zahwa Namora
Ku mulai hariku
Dalam do’a mengisi hari
Sejak pelangi dalam lagu
Kan kudengar dalam hati
Semua hasrat kenangan jiwa
Kubiarkan jadi asa
Dalam cahaya dunia gemerlap
Tak kan membuat mata ku tertutup
Bunda
Oleh : Jasmine Virginia
Dunia indah
Saat ku melihatnya bersamamu
Dunia terasa kelam
Saat kau tak bersamaku
Hari demi hari
Engkau membantuku
Tanpa meminta
Imbalan Apapun
Terima Kasih Bunda
Atas Bantuannya selama ini
Berkatmu
Aku bisa menjadi
Seperti sekarang ini
Daun
Oleh : Afi Putra Perdana Nurullah
Oh begitu hijau
Tetapi selalu berganti
Melukis kanvas dunia
Ia Rela…
Ia rela dimakan hanya untuk memberi makan
Meberi makan sang ulat
Agar sang ulat tumbuh menjadi kupu-kupu yang cantik
Ia rela…
Ia rela menghirup racun
Hanya untuk kita bisa bernafas
Rela berkorban
Bukankah ini yang kita butuhkan
Lukilah dunia ini dengan nilai positif
Seperti daun.
Kisah Klasik Teman Seperjuangan
Oleh : Mohammad Jauza Naufal
Jabat tanganku
Mungkin untuk yang terakhir kali
Kita berbincang
Tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku
Usapkan juga air mataku
Kita terharu
Seakan tidak bertemu lagi
Bersenang-senanglah
Karena hari ini yang akan kita rindukan
Di hari nanti
Sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah
Karena waktu ini yang akan kita banggakan
Di hari tua
Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik
Untuk masa depan
Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik
Untuk masa depan
Sawah Pejuang Padi
Oleh : Nabila Nadia Setiadi
Anyaman kayu tengah reot
Udara menusuk masuk antara lobang kayu
Fajar menyingsing terang benderang
Bulan melanda tiba gelap gulita
Titik hujan jatuh mendingin beku
Sengat sinar membakar kepanasan
Sawah kami sepi saat itu
Sawah kami sunyi saat itu
Dan pula, sawah kami tenang saat itu
“Pak tani telah tiba! Ia tiba!”
Sorak padi kuning menguning histeris
“Ia akan merangkul kami!”
Seronoknya.
“Pak tani tiba! Ia tiba!”
“Kami akan diajaknya berjalan-jalan”
Ujar Kerbau dan Jalak.
Pak Tani berjuang keras
Untuk bibit-bibit kehidupan keluarganya
Yang senantiasa menunggu hasil jerih payahnya
“Kami hidup bahagia!” Keluarga pak tani berseru
“Kami selalu bahagia!” Keluarga Pak Tani berkata
Karna ketenangan dan kehangatan bersama kami.
Surat Cinta Untuk-Nya
Oleh : Rafi Adhi
Ku tuliskan kenangan tentang
Caraku menemukan dirimu
Tentang apa yang membuatku mudah
Berikan hatiku padamu
Takan habis sejuta lagu untuk menceritakan cantikmu
Kan teramat panjang puisi tuk menyuratkan cinta ini
Telah habis sudah cinta ini
Tak lagi tersisa tuk dunia
Karna tlah ku habiskan sisah cinta ku hanya untukmu
Dan tlah habis sudah waktu ini
Tak lagi berpijak pada dunia
Karna tlah ku habiskan sluruh waktuku hanya untukmu
Langit
Oleh : Chyka Ariesta
Biru mu menghiasi pagi buta
Jingga mu menyilaukanku dalam kepenatan
Ungu mu menenangkanku kala letih
Dan hitam mu menemaniku dalam kesepianku
Cinta
Oleh : M. Spama Mardian
Cinta....
Siapkah ia?hadirmu penuh tanya
Memberikan warna baru dalam hidupku
Mewarnai hatiku yang penuh kelabu
Cinta....
Manakala mulut tak mampu berbicara padamu
Percayalah hatiku hanya padamu
Manakala kau merasa sepi..aku ada untukmu
Manakala kau merasa tak mempunyai siapapun...aku akan datang untuk mu
Cinta...
Ketauilah itu adalah dirimu
Kau yang ku cinta...
Cinta...
Terimakasih cinta.. Kau kan kujaga selalu
Karena kaulah yang ku cinta...
Tiba Tiba
Oleh : Nu’ty Hasya
Tiba datang suatu kejadian
Yang tak tahu datang dari mana
Tiba saja menyerang
Tanpa pemberitahuan
Tiba-tiba...
Tiba saja terjadi dengan cepat
Menyerka peradaban
Binasalah kehidupan
Jarak
Oleh : Annasya K. F.
Jarak Memisahkan New York dan Jakarta Begitupula aku, kau, dan Kenangan sesaat sebelum kau pergi
Jarak Membangun tembok tinggi nan tebal Membatasi rasa rindu dan Pertanyaan kapan kau akan pulang
Membayangkan wajahmu adalah siksa Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan Semua resah di diri mencari jawab pasti Akankah seseorang yang diinginkan kan hadir
Komentar
Posting Komentar