FEBRILIA PUTRI INZANI (X MIA 2)
Musim bunga, berpandangan bahwa musim api tak perlu cermin
lagi, karena semua makhluk sudah kehilangan wajahnya, kecuali makhluk manusia.
Keanehan itu terjadi ketika aturan kebijaksanaan tak lagi
mengenali dirinya. Akibat maraknya pandangan tentang aturan moral kepentingan
para binatang badak, penganut kultus harimau dan singa.
Bunga bangkai tak lagi mau menangkap lalat, karena tengah
menunggu metamorfosa dirinya akan menjadi sejenis jamur raksasa. Selanjutnya
berencana menggandakan diri akan berkembang biak mirip benalu di pohon besar.
Demkian janji harimau dan singa kepada bunga bangkai.
Para semut tak lagi punya kesempatan bersuara ketika
kebijaksanaan harimau menggoreng telor bebek disimpan di laci para pemuja
singa. Menyebabkan keriangan kupu-kupu tak menghasilkan warna cerah.
Para harimau dan singa, terus berupaya membungkam peradaban
sejarah bumi dengan cara apapun, numpang ngetop di siklus kisah-kisah pilihan
di dunia para binatang. Para elang sepakat tetap di angkasa tak mau turun ke
bumi. Mengawasi perilaku para singa dan harimau.
Para semut tak berdaya ketika aklamasi sektarian tetap memuja
singa dan harimau. Para semut kehilangan hakikat kebenaran demos dan kratos.
Terpinggirkan oleh kebijaksanaan harimau dan singa.
Life style kegenitan para harimau dan singa di antara dunia
lipstik semakin menjadi selfie, riasan alis agak miring menghiasi wajah mereka,
menjadi tren mode snobisme diajang festival asal mengaum.
Semut tak lagi memiliki suara apapun ketika kebijakan harimau
dan singa menduduki anak tangga terpopuler. Para pialang isu menunggu proyek
publikasi popularitas bergulir, setara tampak cantik bagai buah apel rusak di
dalamnya.
Para Elang tetap di angkasa menjaga pintu langit. Mengawasi
perilaku para harimau dan singa. Para elang menunggu waktu tertepat bersama
badai twister, akan membrangus kultus harimau dan singa sekaligus. Salam
Indonesia unit berbagi cerita tentang cinta.
Nama : nadia shafira kurniawan
Kelas : x mia 1
Pada suatu hari, tinggalah seekor kera dan induknya. Ia
sangat tertarik dengan cerita kemerdekaan negara republik indonesia yaitu pada
tanggal 17 agustus 1945. Ia menanyakan terus menerus kepada induknya.
Induknya berkata “Bendera merah putih adalah lambang dari
negara indonesia, dan sangat dihormati oleh bangsa indonesia. Bahkan untuk
mengibarkan sangsaka merah putih ini banyak jiwa yang telah terkoban.
Peperangan terjadi di mana-mana hanya untuk satu tujuan mengibarkan sangsaka
merah-putih sehelai kain yang tersimpan beribu makna di baliknya.”
Setelah bertahun-tahun merdeka indonesia kini dapat
dengan mudah mengibarkan benderanya. Hari yang paling anak kera tunggu adalah
hari dimana seluruh rakyat indonesia berdiri bersama menghormati sangsaka merah
putih dan mendendangkan lagu indonesia raya.
Di setiap tanggal 17 agustus anak kera selalu bersorak ria dan anak kera merasakan identitasku kembali menyatu denganku.
Di setiap tanggal 17 agustus anak kera selalu bersorak ria dan anak kera merasakan identitasku kembali menyatu denganku.
Tapi anak kera merasakan bendera anak kera telah hilang
sejak anak kera tumbuh kembang, anak kera tak lagi menemukan benderaku bahkan
di tiang tempat sangsaka merah putih berkibar kini tampak sepi dan semakin hari
semakin ditinggalkan.
Bendera sangsaka merah putih hanya dapat dia temui pada
17 agustus setahun sekali. Dia bahkan telah kehilangan pedomannya, dia
kehilangan jiwa nasionalismenya. Dia kini menjadi remaja yang tak beridentitas.
DENISA KUMALA
Pada hari Sumpah Pemuda yang
ke 89, 2 buah pohon di pinggiran kota sedang berbincang-bincang. Pohon yang 1
sudah berumur sangat tua,ia sudah ada di situ sejak masa penjajahan dan ia
merasakan semua suasana saat itu. Pohon yang 1 nya lagi baru berumur 3 bulan
semenjak ditanam di pinggir kota.
Pohon muda : "Wahh
pemuda-pemudi itu memiliki rasa nasionalis yg tinggi yaa...merayakan hari
sumpah pemuda setiap tahunnya."
Pohon tua tersenyum melihat
perkataan si pohon muda
Pohon muda pun keheranan
mengapabia justru hanya tersenyum. Belum sempat bertanya Pohon Tua pun berkata
kepada Pohon Muda "Yang kamu lihat sekarang tidak ada apa-apa nya dengan
apa yang ku lihat dulu"
Pohon Mudah : "Yaaa
memang,di sini semua tahu kau lah yang paling mengetahui segala hal"
Pohon Tua : "Seandainya
kau hidup di zaman yang sama seperti ku pasti kau akan merasakan betapa berubah
nya saat ini jika dibandingkan saat terdahulu"
Pohon Muda : "Tidakkah
kau mau mebagi cerita denganku Pak Tua"
Pohon Muda : "Pada saat
itu situasi sangat tidak seenak sekarang. Pejajahan,banyak kemiskinan,banyak
teriakan,tangisan,bahkan darah yg tertumpah bagi para pemberontak. Tapi...saat
Indonesia hampir terpecah bahkan dikuasai orang asing itu m,datanglah para
pemuda cerdas berbudi pekerti luhur serta peduli akan masa depan bangsa"
Pohon muda : "Wahh hebat
sekalii orang-orang itu. Kemana mereka sekarang pak?"
Pohon tua : "Mereka lah
yg sekarang selalu dikenang oleh pemuda yang kau lihat"
Pohon muda tersenyum takjub
sambil memperhatikan sekeliling jalan.
|
Pada suatu senja, si kancil dan si badak sedang
berbincang bincang
“hei badak, kita harus membuat perubahan!” kata si
kancil
“perubahan apa kancil” tanya badak
“kita harus membuat seluruh warga hutan bersatu” kata si
kancil
“kenapa harus bersatu, cil?” tanya badak
“karena aku dengar2 dari desas duses para tikus, hutan
kita akan diserang oleh para singa dan gajah” kata kancil
“jangan becanda kancil” kata badak
“aku serius badak, jika kita tidak bersatu maka kita akan
dikalahkan dan dijajah oleh para singa dan gajah”
”aku setuju dengan kamu kancil, tapi bagaimana cara kita
menyatukan seluruh warga hutan?”
“kita minta bantuan saja dengan warga kelinci untuk
menyebarkan berita”
“baiklah”
akhirnya si badak melakukan pertemuan dengan keluarga
kelinci dan meminta mereka untuk menyebarkan kabar tersebut. berita itupun
menyebar ke seluruh antero hutan, semua warna akhirnya berniat untuk bersatu
dan mengadakan rapat yg dihadiri perwakilan dari setiap warna hutan.
akhirnya mereka berkumpul dan bersumpah akan bersatu
melawan para singa dan gajah berdama dan menjaga kesatuan hutan.
Judul: The Greater Good
Karya: Amary S. X IIS 1
Pada suatu masa, hiduplah
seorang petani tua yang tinggal dipinggiran hutan. Ia adalah seorang pria yang
baik dan sangat mengasihi alam, oleh sebab itu, semua tumbuhan di hutan adalah
sahabat-sahabatnya. Si Petani merawat hutan dan sebagai balasannya segala isi
hutan memberi kepadanya hasil terbaik dari masing-masing diri mereka. Hidup si
Petani makmur dari hasil buah-buahan, daging dan air yang diberikan hutan
kepadanya.
Hidup si Petani akan sangat
bahagia kalau saja ia tetap tinggal di dekat hutan tersebut. Namun pada suatu
hari, si Pohon Apel melihat Petani itu tengah mengemasi barang-barangnya,
seakan-akan akan meninggalkan rumahnya untuk waktu yang lama.
Si Pohon Apel itu terkejut dan
menanyakan maksud kepergian si Petani.
"Tidakkah kau cukup bahagia
disini, wahai Petani?" tanya si Pohon Apel. Si Petani menggeleng sambil
tersenyum.
"Jangan salah, Pohon
Apel. Aku sangat bahagia disini. Kamu memberi aku semua yang kubutuhkan, dan
aku sangat bersyukur." ujar Petani.
"Kami juga sangat
membutuhkan keberadaanmu. Katakanlah tujuan kepergianmu." kata si Pohon
Apel.
"Aku diajak bergabung
dengan tentara untuk melawan penjajah."
"Tentara? Kamu bisa mati
di sana, Petani! Apalagi kamu sudah tua. Tidakkah kamu akan lebih nyaman
disini?"
"Aku ingin membela
negaraku, sobat."
"Biar saja mereka
berperang. Perang bodoh yang hanya merusak alam tempat tinggalku saja. Jangan
bergabung dengan mereka, Petani. Toh mereka juga tidak pernah memperdulikanmu.
Katakan padaku, kapan seseorang dari mereka memberimu rumah yang layak?"
"Orang yang bijaksana
pernah berkata, jangan tanya apa yang bisa diberikan negaramu kepadamu, tetapi
tanyalah apa yang bisa kamu berikan kepada negaramu."
"Petani tua yang
bodoh!"
"Panggil aku bodoh,
kawan, itu terserah kepadamu. Tapi aku hanya merelakan kebahagiaanku untuk
kebaikan bersama yang jauh lebih besar. Aku akan kembali, aku janji."
"Kamu rela mati untuk
negara yang tidak memperhatikanmu?"
"Apakah yang mulia dari
hanya membalas utang? Berilah tanpa menghitung dan itulah yang berarti."
Josh Alevsan / X MIA 3
Pemuda Masa Kini
Tengah musim penghujan, sehari
di mana matahari bersinar sepanjang siang. Burung dari bermacam-macam tempat di
Indonesia dan juga beragam jenis datang berkumpul di sebuah pohon beringin
dalam sebuah taman. Burung-burung tersebut bertengger pada dahan yang terdapat
pada pohon tersebut.
Mereka biasanya membicarakan
tentang kehidupannya masing-masing. Burung elanglah yang memimpin jalannya
pembicaraan tersebut. "Burung kakatua, silahkan bicara duluan," ucap
elang menunjuk burung kakaktua.
"Di rumah tempat ku
dipelihara, akhir-akhir ini sering dipenuhi banyak orang. Tampaknya sering ada
perkumpulan orang-orang yang berencana untuk demo di lokasi pemerintahan.
Tampaknya mereka ingin mengubah ideologi bangsa ini," jelas kakatua.
"Wah, mengerikan juga
ternyata. Coba sekarang burung merpati silahkan berbicara," tunjuk elang
kepada burung merpati.
"Kemarin di jalan raya
kulihat anak-anak sekolah yang melakukan tawuran. Lalu lintas terganggu dan tak
heran banyak yang terluka," cerita merpati.
"Ok terima kasih burung
merpati. Selanjutnya coba kita berpindah ke daerah perkampungan. Burung jalak
dipersilahkan," ucap elang menunjuk burung jalak.
"Tak ada bedanya dengan
merpatj tadi. Antar kampung pun juga ada keributan. Penduduk desa berkelahi
dengan satu sama lain," tegas jalak.
Burung-burung yang lain pun
mendapatkan giliran mereka sampai akhirnya semua sudah kebagian berbicara,
butung elang pun mulai menyimpulkan, "Memang negara ini sudah seringkali
terdapat pertikaian mengerikan."
Tiba-tiba, entah bagaimana,
pohon beringin tersebut pun berbicara kepada burung-burung tersebut,
"Sudah sedari dahulu aku hidup, sejak negara ini dijajah sampai merdeka.
Aku ingat benar kejadian-kejadian penting yang terjadi di negara ini. Saat itu,
sumpah pemuda dinyatakan dan rakyat negara ini memutuskan untuk bersatu.
Masalah-masalah yang kalian sudah ceritakan tentu sudah pernah terjadi
sebelumnya, bahkan lebih parah. Ingat, kita hanya diantarkan kepada pintu
gerbang kemerdekaan. Mau masuk atau tidaknya adalah keputusan kita."
Burung-burung tersebut pun
kembali ke tempat mereka masing-masing karena hari sudah senja.
Syifa rizka
XI MIPA 3
Pada suatu hari di hutan ada
seekor kelabang berjalan di tengah hutan. Kelang itu sangat kelaparan. Ia
menemukan sebuah pohon yang berbuah. Kelabang itu merayap ke atas pohon besar
itu. "Mengapa pohon ini bergoyang?" Kata kelabang. "Hahaha aku
sangat geli, kelabang kaukah itu kelabang?". "Iya ini aku pohon
tua!" Jawab kelabang. "Tauhkah kamu sekarang hari apa
kelabang?". "Tidak pohon". "Masih teringat jelas kenangan
hari itu kelabang" kata pohon sambil mengenang kejadian itu.
"Ceritakan padaku pohon".
"Peristiwa sejarah
Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi
Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah
Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan
Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap
tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda." Cerita pohon.
"Wah seperti itu pohon,
terimakasih atas ceritanya, tetapi apa hasil rumusannya pohon?" Tanya
kelabang. "Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah
sebagai berikut :
PERTAMA : Kami Poetera dan
Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami
Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia)." Jawab pohon.
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia)." Jawab pohon.
Dinda Maura
Gedung Sumpah Pemuda
Pada suatu pagi yang cerah, ada 2 ekor kucing yang bernama Kino dan Kina. Mereka berbincang tentang sejarah sumpah pemuda di gedung Sumpah Pemuda.
"Iya,Kino. Gedung ini dulunya merupakan kos kosan dari para pemuda yg merencanakan terjadinya peristiwa sumpah pemuda!" Kata Kina. "Memang iya, Na? Gedung ini saja masih sangat bagus" jawab Kino bingung
"Iya benar, hanya saja gedung ini telah direnovasi dan di perbaiki agar tetap berbentuk seperti gedung lama. Diperbaikinya supaya gedung ini tidak rusak termakan usia!" Lanjut Kina " Wah, bagus juga ya mereka memperbaiki gedung ini agar tetap dijadikan situs sejarah. Biasanya, kan, gedung gedung lama hanya dijadikan rumah biasa" kata Kino "Iya, kita jadi bisa mengingat tentang sejarah sumpah pemuda serta dapat mempelajari makna makna yang kita dapat dari peristiwa sumpah pemuda!" Kata Kina. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka di dalam gedung Sumpah Pemuda.
Pada suatu pagi yang cerah, ada 2 ekor kucing yang bernama Kino dan Kina. Mereka berbincang tentang sejarah sumpah pemuda di gedung Sumpah Pemuda.
"Iya,Kino. Gedung ini dulunya merupakan kos kosan dari para pemuda yg merencanakan terjadinya peristiwa sumpah pemuda!" Kata Kina. "Memang iya, Na? Gedung ini saja masih sangat bagus" jawab Kino bingung
"Iya benar, hanya saja gedung ini telah direnovasi dan di perbaiki agar tetap berbentuk seperti gedung lama. Diperbaikinya supaya gedung ini tidak rusak termakan usia!" Lanjut Kina " Wah, bagus juga ya mereka memperbaiki gedung ini agar tetap dijadikan situs sejarah. Biasanya, kan, gedung gedung lama hanya dijadikan rumah biasa" kata Kino "Iya, kita jadi bisa mengingat tentang sejarah sumpah pemuda serta dapat mempelajari makna makna yang kita dapat dari peristiwa sumpah pemuda!" Kata Kina. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka di dalam gedung Sumpah Pemuda.
Kulit Rubah dan Daging
Oleh tsabita ips 1
Ada seorang oemuda yang sangat
menyukai pakaian yang mewah. Sebagian pakaian yang dimiliki terbuay dari bulu
bulu halus binatang
"Sepertinyaw
pakaian-pakaian yang aku miliki sudah kuno. Aku akan menemui rubah untuk
meminta kulitnya. Biar aku jadikan pakaian yang indah," gumam pemuda itu.h
Si Pemuda masih memandangi
pakaian yang dipakainya di depan cermin. Sebenarnya pakaian yang ia miliki
masih bagus. Hanya saja kali ini ia ingin mencari bahan pakaiannya sendiri.
Biasanya pemuda itu tinggal membeli dan memakainya.
Tak hanya pakaian yang mewah,
pemuda itu juga sangat gemar makan makanan yang enak. Ia sangat suka dengan
daging. Maka hari ini pemuda itu juga hendak menemui kambing untuk meminta
dagingnya.
Pemuda itu Ialu pergi ke
padang rumput. Ia menemui rubah yang sedang bersantai di bawah pohon.
“Hai rubah, aku mencarimu ke
mana-mana. Rupanya kau di sini," ucap pemuda itu.
"Ada apa kau mencariku.”
tanya Rubah, penasaran.
"Aku ingin membuat baju
baru yang indah. Aku ingin meminta tolong kepadamu, tolong berikan kulitmu yang
indah itu," ucap pemuda itu.
Rubah langsung lari ketakutan.
Ia tak mau dikuliti oleh pemuda itu. Si Pemuda pun menjadi heran. Ia sudah
meminta baik-baik, tapi kenapa rubah malah lari? Tak mau ambil pusing, pemuda
itu kemudian mencari kambing. Ia ingin meminta dagingnya.
"Kambing, bagaimana
kabarmu? Aku ingin meminta tolong," ucap pemuda itu.
"Minta tolong apa, wahai
pemuda?" tanya kambing, ramah.
"Aku ingin makan daging
kambing malam ini. Aku mau minta sedikit dagingmu,"ujar si Pemuda.
Tentu saja Kambing kaget.
Langsung saja ia lari meninggalkan si pemuda. Pemuda itu jadi semakin heran.
Kenapa kambing itu lari meninggalkannya seperti rubah? Padahal ia sudah
memintanya baik-baik.
Pemuda itu pun pulang tanpa
membawa kulit rubah dan daging kambing. Rupanya sulit sekali mendapatkan apa
yang ia inginkan ketika harus berusaha sendiri.
Komentar
Posting Komentar